Harga Minyak Goreng Bakal Sesuai dengan HET, Mendag Minta Pengusaha Patuhi Aturan Pemerintah

Harga Minyak Goreng Bakal Sesuai dengan HET, Mendag Minta Pengusaha Patuhi Aturan Pemerintah
Harga Minyak Goreng bakal esuai dengan HET (Dok istimea)

MONITORDAY.COM - Menteri Perdagangan M. Lutfi optimis harga minyak goreng bakal menyesuaikan harga eceran tertinggi (HET) baru yang ditetapkan pemerintah. 

Harga HET sendiri untuk minyak goreng curah Rp 11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter, dan minyak goreng premium Rp 14.000 per liter.

Hal itu bisa terjadi karena kebijakan DMO dan DPO produk kelapa sawit. Bagi perusahaan yang mau melakukan ekspor produk kelapa sawit wajib memenuhi ketentuan DMO 20% ke industri dalam negeri termasuk minyak goreng dari total produksi yang mau diekspor.

Menuru Lutfi, 20% produk pemenuhan dalam negeri itu dijual dengan harga Rp 9.300 per kg untuk produk CPO dan Rp 10.300 per kg untuk produk olein. 

Dengan begitu, produsen minyak goreng akan mendapatkan stok kelapa sawit sebagai bahan baku yang lebih murah dari harga pasar. Otomatis harga minyak goreng konsumen akan kembali turun.

"Bayangannya begini berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, kalau mereka komit itu harganya turun flat. Artinya tanpa disubsidi harga akan turun," ungkap Lutfi dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Senin (31/1/2022).

Dia menyatakan harga minyak goreng bakal sesuai HET mulai besok. Di sisi lain, pengusaha tetap bisa untung.

"Maka saya bilang besok harga minyak curah itu Rp 11.500, kemasan sederhana Rp 13.500, dan kemasan premium Rp 14.000. Udah nggak ada urusan, mereka untung juga," ungkap Lutfi.

Menurutnya memang ada pengorbanan sedikit di industri hulu, khususnya para pengekspor produk kelapa sawit. Namun, menurut Lutfi mereka sudah 27 bulan lamanya menikmati harga yang naik luar biasa.

"Tapi memang di hulu ada sacrifice sedikit, setelah 27 bulan menikmati harga luar biasa," ungkap Lutfi.

Lutfi pun menegaskan tidak akan ada pengusaha yang mengatur-atur pemerintah dalam tata niaga kelapa sawit dari hulu ke hilir. Dia menegaskan pemerintah akan menjadi 'wasit' yang adil bagi semua sektor, mulai dari petani, produsen, pengekspor, hingga distributor produk sawit.