Halau Pasukan Putin, NATO Kirim Ribuan Tentara dan 100 Jet ke Ukraina

MONITORDAY.COM - NATO akhirnya merespons invasi Rusia ke Ukraina. Mereka mengirimkan ribuan tentara dan lebih dari 100 jet tempur yang bersiaga di 30 titik lokasi Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (26/2/2022), Kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi tersebut diterjunkan untuk memperkuat pertahanan Ukraina dari invasi Rusia. Pasukan NATO dan kekautan udara diterjukan di sisi timur Ukraina.
Dia mengatakan sekutu telah mengaktifkan rencana pertahanan. Ribuan tentara NATO bahkan sudah bersiaga di darat, laut dan udara.
"Sebagai hasilnya mengerahkan elemen Pasukan Respons NATO di darat, di laut dan di udara, termasuk ribuan tentara dan lebih dari 100 jet yang bersiaga tinggi di 30 lokasi," kata dia.
Ratusan ribu pasukan NATO dan Amerika Serikat siap terjun untuk membantu Ukraina melawan Rusia. Mereka telah mempersiapkan pasukannya jauh-jauh hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina benar-benar terjadi.
Dilansir Sky News, aliansi NATO memiliki 40.000 tentara, pelaut dan penerbang yang siap secara permanen untuk dimobilisasi dalam krisis. Pasukan Respons NATO atau NRF sekitar 8.500 tentara dalam status 'kewaspadaan tinggi' untuk dikerahkan ke Eropa.
NATO menegaskan tidak memiliki 'rencana' mengirim pasukan aliansinya langsung ke Ukraina, yang bukan anggotanya. Namun pihaknya akan memperkuat sayap timur dan tenggara mereka dengan lebih banyak pasukan.
Diketahui NRF merekrut para prajurit dan para wanita dari seluruh anggota aliansi NATO yang terdiri dari 30 negara. Mereka ditempatkan di darat, udara, laut atau dalam operasi khusus selama periode 12 bulan, di mana selama waktu itu mereka adalah responden pertama dalam keadaan darurat, misalnya ancaman militer hingga bencana alam.
Namun hingga saat ini, NRF tidak disiapkan untuk menangkal ancaman Rusia.
Selain pasukan darurat, NATO juga memiliki pasukan yang beroperasi di sisi timur dan tenggaranya, baik di darat, di laut dan di udara untuk mencegah agresi Rusia. Ada empat kelompok penting -masing-masing dengan sekitar 1.000 tentara- yang berbasis di negara-negara Baltik di Estonia, Latvia dan Lituania, dan juga di Polandia.