GSEN Jawab Tantangan Energi Jangka Panjang

MONITORDAY.COM - Sidang Paripurna ke-5 Dewan Energi Nasional (DEN) pada Selasa (20/4) telah membahas beberapa agenda terkait penguatan energi dalam negeri, salah satunya penyusunan Grand Strategi Energi Nasional (GSEN).
Penyusunan GSEN ini merupakan penyempurnaan dari Rencana Umum Energi Nasoinal (RUEN), berdasarkan masukan dari Kementerian, Lembaga, BUMN, swasta dan para stakeholder terkait.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, lahirnya GSEN ini dalam rangka menjawab persoalaan terkait meningkatnya permintaan energi untuk jangka panjang dan terbatasnya pasokan sumber daya dalam negeri.
"Kita sekarang masih impor BBM dan LPG. Di tahun 2030, kita menargetkan tidak adanya impor BBM dan diupayakan juga untuk tidak lagi melakukan impor LPG," tegas Arifin, dalam siaran pers, dikutip Rabu (21/4/2021).
Mengantisipasi perkembangan global, Arifin menegaskan posisi Indonesia di dalam perjanjian internasional, yakni Paris Agreement terkait komitmennya terhadap pengurangan emisi melalui EBT.
"Indonesia perlu mengantisipasinya untuk bisa mendorong pemanfaatan EBT sebagai bauran energi nasional kita," ungkap dia, yang juga Ketua Harian Dewan Energi Nasional itu.
Untuk itu, Arifin berpesan agar Dewan Energi Nasional mampu melihat peluang tersebut untuk menciptakan nilai ekonomi baru melalui energi bersih.
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, DEN harus melihat momentum untuk mengambil kesempatan pandemi ini untuk masuk ke arah green economy dimana semua negara-negara maju sudah menuju ke arah sana dan mengurangi risiko kerusakan-kerusakan lingkungan.
"Strategi yang disusun nanti harus berorientasi visioner dan implementasinya harus secara konsisten dilaksanakan," kata Menteri Arifin.
Ia membeberkan, target kapasitas terpasang pembangkit listrik EBT tahun 2025 mencapai 24 ribu Mega Watt (MW). Selanjutnya, pada tahun 2035 ditargetkan ada penambahan pembangkit listrik EBT sebesar 38 ribu MW dari kapasitas terpasang saat ini.
"Salah satu strategi yang diusung Pemerintah adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan energi surya. Nanti backbone-nya kita upayakan dari energi surya yang dari perkembangannya makin ekonomis," tutur Arifin.
Di samping itu, Pemerintah akan mempercepat proses hilirisasi dari produk-produk batubara. Di sisi lain, pemerintah juga akan segera menyelesaiakan infrastruktur gas dan listrik.
Arifin menyatakan, pemerintah ingin mencapai target 100 persen elektrifikasi di seluruh wilayah Indonesia. Demikian juga dengan penyediaan BBM Satu Harga, akan terus dilakukan agar bisa dinikmati oleh seluruh rakyat di pelosok tanah air.
"Program-program ini bisa membangkitkan ekonomi kerakyatan di daerah-daerah tersebut," tandasnya.