Ganjar dan Lapaknya

Ganjar dan Lapaknya
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo peduli UMKM dengan menggelar lapak melalui akun media sosial untuk mendukung promosi/ net

MONITORDAY.COM - Jelang lebaran bisnis parcel atau hampers marak. Bingkisan yang mewakili perasaan, kepedulian, dan penghormatan pemberi kepada penerimanya semakin populer. Di masa lalu masyarakat kita memiliki tradisi hantaran atau punjungan. Di Jawa Timur dikenal sebagai ater-ater yang biasanya berupa makanan dalam rantang bersusun yang dikirim kepada handai tolan di akhir Ramadan.   

Kini banyak orang merasa lebih praktis mengirim punjungan dalam bentuk parcel atau hamper. Pengertian keduanya hampir sama. Istilah hamper memang lebih hype akhir-akhir ini. Dan tentu saja kebutuhan pasar akan hamper ini berarti peluang bagi pelaku bisnis. Termasuk UMKM pelaku usaha parcel punya peluang meraih berkah di akhir Ramadan.

Dukungan digital semakin terasa di era teknologi informasi apalagi di masa pandemi. UMKM semakin berpeluang untuk bersaing dengan para pemain besar yang selama ini kuat modalnya dalam promosi. Kini media sosial menjadi lahan promosi yang relatif murah. Siapa saja dapat jualan. Tinggal belajar memanfaatkan media digital ini agar lebih. Tak dapat dipungkiri peran ‘bintang iklan’ untuk endorsement juga berpengaruh dalam penetrasi pasar.

Kehadiran pemerintah dan pemimpin daerah dalam memperkenalkan produk UMKM pasti sangat berarti. Pengaruh tokoh politik sebagai public figure akan membantu UMKM tanpa perlu keluar kocek biaya endorse. Inilah yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan lapaknya yang hadir membantu meningkatkan promosi UMKM. Salah satu programnya di Ramadan kali ini adalah mendorong pebisnis parcel berskala UMKM.  

Lapak Ganjar adalah program Gubernur Jawa Tengah yang telah berlangsung sejak 2018. Tak hanya bagi pelaku UMKM di Jawa Tengah, Ganjar memberi kesempatan pada UMKM di Jatim, Jabar, bahkan hingga ke Pulau Bali.

Program Lapak Ganjar benar-benar menjadi oase di masa pandemi seperti sekarang. Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, memaksa pelaku UMKM berjibaku dengan berbagai peluang pemasaran agar tetap bisa bertahan. Demikian dilansir situs Pemprov Jateng.

Sejumlah pelaku UMKM di Jawa Tengah yang ikut dalam program Lapak Ganjar justru bersinar di tengah pandemi. Situasi sulit tak menyurutkan semangat mereka untuk terus berproduksi dan memasarkannya.

Haries Saprilla termasuk pelaku UMKM yang ketiban manfaat. Usai ikut #LapakGanjar, musisi asal Bayanan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang ini bisa tersenyum. Dia mengaku, produk jamu buatannya, Jamu Migunani (@jamu_migunani), pernah di-repost di #LapakGanjar. Kini produknya kian dikenal masyarakat, tidak hanya di dalam kota, tapi juga luar daerah bahkan provinsi lain.

Meski sudah beberapa bulan lalu, imbuhnya, sampai sekarang imbasnya keikutsertaan di Lapak Ganjar masih dirasakan. Pelanggan jamunya terus bertambah.

Hal yang sama juga dialami Bayu Dwi Hartono, pemilik usaha @bayufist_art.co, yang bergerak di sektor kerajinan logam Desa Tegalrejo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Dia mengatakan, keikutsertaan usahanya di Lapak Ganjar membuat usahanya kian dikenal. Dulu, pasarnya kebanyakan di luar Jawa, tapi sekarang produknya sudah dikenal di Jawa Tengah.

Dikatakan, kerajinan yang produksinya adalah logam dengan bentuk ukiran, hiasan dinding, lampu nabawi, bak mandi, wastafel, dan segala handmade. Dengan omzet per bulan orderan diperkirakan per bulan Rp15 juta. Jumlah total pekerja ada total ada tujuh orang. Dia pun berterima kasih kepada Gubernur Jateng atas program Lapak Ganjar.

Program Lapak Ganjar juga membuat perajin tas kertas (paper bag) custom, Yuni Kurniawati, bernafas lebih lega. Perempuan asal Desa Lemahireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang ini mengaku, usai ikut Lapak Ganjar, usaha kerajinan tasnya kian berkembang.

Bahkan, saat ini dalam satu bulan usaha tasnya yang memiliki akun Instagram@qilthafprint, bisa memproduksi ribuan tas. Selain juga, produknya memiliki keunggulan yaitu tas yang dipesan bisa menyesuaikan selera dan bujet pemesan.

Tak jauh beda juga disampaikan oleh perajin gitar berbahan kayu di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Joko Santoso.  Pemilik usaha kerajinan gitar dengan akunnya @ooxguitarmaker ini menuturkan, kerajinan gitarnya selain dipasarkan secara offline, juga online via media sosial. Termasuk akhirnya, foto produknya di-repost di Lapak Ganjar.

Sejumlah tokoh publik juga memesan gitar produksinya. Mulai dari artis dangdut Fildan, gitaris nasional Stevi Item dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.