Fernanda Ciandra: PJJ Bagus tapi harus Jelas Implementasinya

Menurut Fernanda Ciandra yang biasa disapa “Fer”  ini mengatakan, bahwa Kualitas pendidikan Indonesia tidak berkembang dan selama ini mengalami banyak kendala dan hambatan dengan kemajuan bangsa.

Fernanda Ciandra: PJJ Bagus tapi harus Jelas Implementasinya
Puteri Indonesia Intelegensia 2020, Fernanda Ciandra hadir dalam diskusi virtual Kopi Pahit dengan tajuk

Lakeybanget.com - Terkait program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang digulirkan Mas Nadiem menimbulkan problematika, antara yang pro dan yang kontra. Hal ini tak luput dari perhatian dan komentar Fernanda Ciandra yang sekaligus mewakili suara anak muda bangsa yang sama-sama membutuhkan pendidikan di masa pandemi.

“Saya pernah belajar dengan PJJ dan  mengeluhkan banyak masalah seperti  internet lalu dosen yang terkadang disibukkan  dalam hal teknis. Dibanding dengan offline justru online sangat melelahkan, dimana kita harus duduk di depan komputer berjam-jam. Tapi,  saya sadar bahwa memang  itu solusi terbaik  daripada enggak  belajar sama  sekali”, kata Fernanda Ciandra, Puteri Indonesia Intelegensia 2020, dalam acara diskusi virtual Kopi Pahit dengan tajuk “75 Tahun Indonesia Merdeka, Pendidikan mau Dibawa Kemana?”, di Jakarta, Minggu (9/8) tadi siang.

Menurut Fernanda Ciandra yang biasa disapa “Fer”  ini mengatakan, bahwa Kualitas pendidikan Indonesia tidak berkembang dan selama ini mengalami banyak kendala dan hambatan dengan kemajuan bangsa.

Penghambat kualitas pendidikan menurut Puteri Indonesia Intelegensia 2020:

Kesatu,  karena biaya pendidikan yang mahal, sebenarnya biaya pendidikan tidak mahal mungkin “maaf” masyarakat masih banyak yang mengalami kemiskinan sehingga dianggap mahal. Karena jika  kita bandingkan dengan negara-negara lain yang tidak mengimplementasikan free cost education, Indonesia tergolong rendah biayanya,

Kedua, segi sarana pendidikan kurang seperti di daerah-daerah terpencil di Indonesia seperti gedung,  internet, teknologi informasi yang kurang,

Ketiga, Proses pembelajaran yang kurang efektif.

Kendati demikian, dengan  adanya program Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang telah diluncurkan seperti Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka sudah dianggap bagus walaupun  belum sesuai harapan.

“Mas Nadiem sudah meng-cover masalah pendidikan dengan kebijakannya. Terkait misi dan visi sangat bagus dan saya sangat mendukung, hanya perlu mengawasi karena banyak masalah-masalah baru yang harus segera dicarikan solusinya”, tukasnya.

“Kampus merdeka sangat cocok di masa pandemi, bukan lagi melakukan jadwal belajar tapi dengan banyak melakukan jadwal kegiatan, seperti magang di perusahaan dan lain-lain, namun apakah sesuai dengan ekspektasi ga?”, tegas Fer menambahkan.

Perlu diketahui,  Puteri Intelegensia, adalah penghargaan yang digelar oleh Yayasan  Puteri Indonesia dengan melalui tahap tes tulis dan wawancara.

Tak kalah menarik, Puteri Indonesia ini juga menyoroti masalah lulusan SMK Vokasi, bahwa  banyak menimbulkan dilema, antara jadi karyawan atau buka usaha. Sebetulnya tergantung siswanya masing-masing dengan kelulusannya namun terkadang jurusan tidak sesuai dengan pekerjaan.

“Saya pernah membuat diskusi untuk memotivasi mereka yakni dengan mengubah mindset untuk merubah belajar mereka tapi setelah itu mindset-nya berubah lagi. Gurunya juga mengeluh akibat muridnya kurang semangat”, ungkapnya.

Fer, penyuka pasta dan alpukat ini, dalam closing statement mengatakan bahwa PJJ bukan masalah pemerintah dan guru tapi  harus bersinergi atau lebih ke masalah dana, investasi terkait pengadaan sarana dan prasarana di daerah-daerah serta  harus mencari solusi terbaik supaya program pendidikan berjalan dengan optimal.