Erick Thohir Dorong Kemitraan Strategis BUMN dan UMKM Perkuat Ekonomi Nasional

Erick Thohir Dorong Kemitraan Strategis BUMN dan UMKM Perkuat Ekonomi Nasional
Produk kerajinan dari bahan koran bekas/Net.

MONITORDAY.COM - Keseimbangan diperlukan hampir dalam semua aspek kehidupan. Termasuk dalam kebijakan pembangunan. Seperti yang diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir bahwa pembangunan ekonomi suatu bangsa harus seimbang dengan membangun pondasi ekonomi yang kuat melalui ekonomi kerakyatan. Dan perlu dicatat bahwa pondasi ekonomi Indonesia didominasi pengusaha UMKM. 

Erick sebagai menteri yang dikenal dengan kepemimpinan transformasionalnya ini terus mendorong kemitraan strategis antara BUMN dengan pelaku UMKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu bentuk kemitraan tersebut adalah tambahan alokasi kredit untuk sektor UMKM. Kredit tersebut akan menjadikan UMKM bagian dari rantai pasok BUMN. 

"Kekuatan UMKM tersebut yang dijadikan sebagai rantai pasok yang berkesinambungan untuk memenuhi pemain global.” kata Erick. 

Ada lima pola kemitraan yang pernah diungkapkan Erick, meliputi pengembangan UMKM naik kelas, termasuk sertifikasi produk UMKM yang melalui layanan 236 rumah BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia; serta penyediaan akses pembiayaan bank dan nonbank. 

Disamping itu ada pola keterlibatan UMKM dalam rantai pasok BUMN sehingga menciptakan kerja sama yang berkesinambungan; proses kurasi dan perluasan akses pasar produk UMKM guna memberikan ruang lebih luas bagi UMKM untuk memasarkan produk secara luring dan daring; serta penyediaan akses tempat usaha, termasuk pada infrastruktur publik seperti bandara, stasiun, pelabuhan, hingga rest area jalan tol.

Pada program pembinaan penerapan SNI kepada UMKM, menurut Erick mendorong BUMN untuk lebih berkontribusi meningkatkan kualitas produk dan daya saing UMKM. Perkembangan digital yang terjadi juga harus menjadi peluang dalam mempromosikan UMKM lebih luas. Dalam mendukung digitalisasi produk UMKM, Kementerian BUMN telah menghadirkan platform digital yakni Pasar Digital UMKM atau PaDi UMKM yang fasilitasi potensi pelaku UMKM untuk bertemu secara langsung dengan BUMN. 

Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) melalui BRI memiliki kontribusi besar dalam menyerap 32,1 juta lapangan kerja. Jika para pelaku usaha dapat merintis dan mengembangkan usahanya maka kesempatan kerja pun akan tercipta. Baik bagi para pelaku usaha maupun mereka yang direkrut sebagai pekerjanya. 

Berbagai penelitian juga memberikan simpulan bahwa modal sosial atau social capital adalah kunci bertahannya pelaku UMKM. Dalam riset J Effendy, modal sosial atau social capital ini memiliki peranan terhadap kelangsungan industri, khususnya. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Termasuk diantara modal sosial adalah kemauan baik, rasa bersahabat, saling simpati, serta hubungan sosial dan kerjasama yang erat antara individu dan keluarga yang membentuk suatu kelompok sosial. Peran modal sosial membentuk jaringan, rasa kepercayaan, norma sosial, kepemimpinan, dan solidaritas. 

Sementara itu BUMN dapat memperkuatnya dengan modal finansial, akses pada jaringan yang lebih luas, dan kemampuan dalam pengembangan kapasitas.