Epidemiolog UNAIR: Tinjau Ulang Kebijakan PTM Terbatas

MONITORDAY.COM - Pemerintah melalui Kemendikbudristek berencana membuka Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas pada Juli 2021. Hal ini merupakan upaya antisipasi learning loss yang disebabkan oleh pembelajaran jarak jauh selama pandemi.
Sayangnya di saat rencana tersebut semakin dekat direalisasikan, statistik menunjukan terjadi peningkatan jumlah positif covid-19 di berbagai daerah di Indonesia. Terkait hal itu, Pakar Epidemiologi Unair, Windhu Purnomo angkat bicara. Menurut dia, kebijakan itu hendaknya ditinjau ulang.
Hal itu karena saat PTM terbatas dibuka akan ada mobilitas tinggi yang dilakukan para siswa. Mobilitas yang tidak terkontrol tersebut dapat menyebabkan risiko tinggi tertular virus.
"Jadi kalau nekat membuka PTM terbatas, kita memang sengaja membuat siswa bergerak ke sekolah. Di sekolah berinteraksi dengan orang lain dan paling berbahaya, perjalanan dari rumah ke sekolah kemudian pulang dari sekolah menuju rumah. Itu risiko tinggi," ucap dia melansir laman Unair, Sabtu (19/6/2021).
Dia mengungkapkan, kegiatan siswa yang berkumpul juga memiliki risiko. Seperti kebiasaan siswa yang sering pulang beramai-ramai singgah ke suatu tempat menyebabkan riskan tertular virus.
Terutama, kata dia, bagi siswa yang menggunakan kendaraan umum sebagai alat transportasi. Bagi Windhu, PTM terbatas bukan sekedar anak-anak dan sekolah melainkan juga mobilitas anak di luar sekolah. Serta, menyangkut tentang imunitas anak dan lingkungan sekitar.
"Anak-anak usia di bawah 18 tahun itu relatif imunitasnya baik. Kecuali mereka punya komorbid itu yang bisa meninggal ketika dia tertular yang punya kelainan bawaan saat lahir dan seterusnya," jelas dia.