Epidemilog FKM UNAIR Himbau Pemkot Surabaya Pertimbangkan Diaktifkannya KBM

pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur dihimbau mempertimbangkan kembali rencana pengaktifan kegiatan belajar mengajar (KBM)

Epidemilog FKM UNAIR Himbau Pemkot Surabaya Pertimbangkan Diaktifkannya  KBM
Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Windhu Purnomo /net

MONITORDAY.COM - Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Windhu Purnomo menghimbau pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur mempertimbangkan kembali rencana pengaktifan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka. KBM secara langsung dinilai membahayakan siswa.

"Pemkot Surabaya harus pikir-pikir lagi untuk membuka kembali sekolah tatap muka," kata Windhu Purnomo, rabu(5/8/2020).
Menurut Windhu, Surabaya secara epidemiologi masih belum aman dari ancaman covid-19 sebab berada di zona merah dan tingkat penularannya terbilang  tinggi. 

"Kriteria (aman covid-19 dari) WHO dan Bappenas, tingkat penularan yang simbolnya Rate of Transmission (RT) harus di bawah satu selama 14 hari berturut-turut," ujarnya.
 
Windhu menyarankan Pemkot Surabaya memperhatikan aktivitas peserta didik, mulai dari berangkat hingga pulang sekolah. Apalagi jika ada siswa yang berangkat ke sekolah menaiki kendaraan umum, rentan tertular covid-19.
 
"Berangkat dari rumah menuju sekolah itu pasti ada yang naik transportasi umum dan itu berisiko tinggi karena sering kali jaga jarak dilanggar," sebut dia.
 
Selain itu pada saat pulang sekolah, tidak ada jaminan siswa langsung kembali ke rumah. Pemkot Surabaya dinilai tak mungkin mengawasi setiap peserta didik mulai berangkat hingga siswa kembali ke rumah.
 
"Apa Pemkot mau mengikuti anak dari berangkat sampai pulang sekolah sampai rumah, tentu kan tidak mungkin," katanya.
 
Alih-alih melonggarkan KBM seluruh tingkatan, Windhu menyarankan Pemkot Surabaya hanya membuka sekolah yang wilayahnya masuk zona hijau.  Namun, hanya SMA/sederajat yang KBM-nya dibuka secara tatap muka.
 
"Siswa SMA lebih dewasa untuk kepatuhan protokol kesehatan. Kalau SMA setelah dievaluasi bagus baru SMP, lanjut SD," ujarnya.

Seperti diketahui Surabaya digadang-gadang sebagai proyek percontohan dimulainya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di masa pandemi dengan beberapa tahapan.  Mengacu ke informasi dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang membenarkan bahwa akan adanya KBM di sekolah, bagi siswa SMP. Pada tahap awal, akan dimulai di 21 SMP, baik swasta maupun negeri yang mewakili lima wilayah sekolah di Surabaya.