DPR Minta Kemendikbudristek Lebih Matang Siapkan PTM Terbatas

DPR Minta Kemendikbudristek Lebih Matang Siapkan PTM Terbatas
PTM terbatas (Dok: Istimewa)

MONITORDAY.COM - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo, meminta agar klaster penyebaran COVID-19 di sekolah menjadi perhatian bersama. Selain itu, perlu adanya konsolidasi secara menyeluruh terkait kesiapan PTM terbatas. 

Meski pemerintah telah memberikan izin pembukaan sekolah, hal tersebut harus dibarengi dengan adanya persiapan yang matang. 

Menurut Rahmad, contoh kasus di SMPN 4 Mrebet Purbalingga yang mencatatkan 90 siswa positif COVID-19.  

"Ini harus jadi perhatian bersama, bahwa klaster sekolah Indonesia kan sudah menjadi perhatian WHO, artinya apa bahwa kita harus hati-hati, harus waspada bahwa klaster sekolah di kita itu nyata, perlu perhatian dan dampak di lapangan kan sudah ada," jelas Rahmad kepada awak media, Selasa (21/9/2021).  

Keprihatian Rahmad ini cukup beralasan. Dikabarkan sebelumnya bahwa Direktur Jenderal (Dirjen) PAUD dan Pendidikan Dasar Menengah Kemendikbudristek, Jumeri, dilansir CNN Indonesia mengungkapkan bahwa ada ribuan sekolah yang melaporkan kasus COVID-19 tersebut ditemukan berdasarkan hasil survei Kemendikbudristek terhadap 46.500 sekolah hingga 20 September.

"Ada 2,8 persen atau 1.296 sekolah yang melaporkan penularan COVID-19 selama pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Adapun ribuan sekolah yang melaporkan kasus COVID-19 tersebut ditemukan berdasarkan hasil survei Kemendikbudristek terhadap 46.500 sekolah hingga 20 September," ungkap Jumeri.

"Kemudian kasus penularan itu kira-kira 2,8 persen yang melaporkan," tambahnya.

Berdasarkan sebarannya, penularan COVID-19 selama PTM terbatas paling banyak dilaporkan oleh SD, dengan 581 sekolah. Lalu 252 PAUD, 241 SMP, 107 SMA, 70 SMK, dan 13 Sekolah Luar Biasa (SLB). Meski demikian, Jumeri tidak menjelaskan di daerah mana saja sekolah dengan penularan COVID-19 itu berada.  

Di lingkungan SD, kasus COVID-19 di kalangan guru dan tenaga kependidikan mencapai 3.174 orang. Sedangkan di kalangan peserta didik, jumlahnya mencapai 6.908 kasus COVID-19.   

Kemudian di lingkungan SMP, tercatat ada 1.502 guru dan 2.220 siswa yang dinyatakan positif COVID-19. Sedangkan di lingkungan PAUD, ada 2.007 tenaga pendidik dan 953 siswa yang dinyatakan positif COVID-19.  

Begitupun dengan di SMA, ada 1.915 guru dan 794 siswa yang dinyatakan positif COVID-19. Sedangkan di lingkungan SMK terdapat 1.594 guru dan 609 siswa yang positif COVID-19. Di lingkungan SLB, terdapat 131 siswa dan 112 guru yang dinyatakan positif COVID-19.