Din Syamsudin: Tindak Kekerasan Telah Ciderai Kesucian Ramadan
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, peristiwa kekerasan yang terjadi pada aksi pada 21-22 Mei lalu telah menciderai bulan suci Ramadan.

MONITORDAY.COM – Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, peristiwa kekerasan yang terjadi pada aksi pada 21-22 Mei lalu telah menciderai bulan suci Ramadan. Ia mengatakan peristiwa itu harus menjadi pelajaran bahwa seharusnya semua pihak bisa menahan diri.
"Nasi telah menjadi bubur. Kekerasan telah menciderai kesucian Ramadhan," ujar Din, dalam keterangan tertulis, Rabu (29/5).
Ia mengatakan, belasan nyawa yang melayang dan diantaranya belum diketahui nasibnya, seharusnya jadi pelajaran bahwa semua pihak di bulan Ramadan ini harus menerapkan imsak atau pengendalian diri. “Apalagi, imsak itulah esensi ibadah di bulan Ramadhan,” ucap Din.
Terlebih, lanjut Din, bila kekerasan fisik yang telah menimbulkan korban itu masih berlanjut pada kekerasan verbal. Menurut dia, kekerasan jenis ini bisa dalam bentuk saling menyalahkan atau bahkan saling tuduh dengan klaim secara sepihak.
“Kalau kekerasan verbal dibiarkan baik di media sosial maupun realitas nyata, inilah awal dari malapetaka kebangsaan,” tutur Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat itu.
Karena itu, Din berharap agar negara hadir untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Menurut dia, Jangan sampai negara abai, dan meluncur menjadi negara kekerasan dengan menampilkan kekerasan Negara.
Lebih lanjut, Din juga setuju degan adanya Tim Pencarian Fakta untuk mengusut kekisruhan 21-23 Mei. Menurutnya, hal itu bisa menjadi langkah untuk ber-tabayyun.
“Bila tidak dilakukan, maka tragedi Ramadhan tahun ini dinilainya akan menjadi lembaran hitam dalam sejarah bangsa Indonesia,” ucap Din.
"Inilah saatnya keadilan dan kebenaran ditegakkan. Kalau tidak, Allah Yang Maha Adil akan menegakkannya. Kalau tidak di dunia ini, maka pasti di akhirat nanti," tandasnya.