China Tegaskan Tidak Ada Genosida di Uighur, Inggris: Jejak Digital Tak Bisa di Bantah

MONITORDAY.COM - China berulang kali menepis tudingan dunia Internasuonal, termasuk dari Inggris yang akan menggelar persidangan genosida terhadap etnis minoritas Muslim Uighur di Daerah Otonomi Xinjiang.
Negeri Tiongkok lantar bersuara jika Negeri Ratu Elizabeth untuk tidak menggelar persidang ilegal.
"Apa yang disebut dengan pengadilan Uighur di Inggris tidak sah dan tidak kredibel. Ini sandiwara lain yang dipertontonkan oleh beberapa orang saja," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, di Beijing, Kamis (3/6/2021).
Pernyataan tersebut untuk menjawab pertanyaan tentang pengadilan Uighur yang akan digelar di London pada Jumat (4/6/2021).
Menurut dia, pengadilan Uighur merupakan organisasi yang berkedudukan di Inggris yang mengklaim sedang menyelidiki tuduhan genosida dan kejahatan kemanusiaan terhadap etnis minoritas di Xinjiang, wilayah barat laut China.
Ia menganggap organisasi tersebut didirikan oleh Kongres Uighur Dunia yang oleh Beijing diklasifikasi sebagai organisasi separatisme di China.
Wang mengatakan bahwa para pejabat dari Xinjiang telah menolak legitimasi pengadilan tersebut.
"Pengadilan semu tidak terkait dengan hukum. Penggunaan kata 'pengadilan' tidak tepat dan bisa memanipulasi opini publik serta mendistorsi hukum," ujarnya dalam pengarahan pers rutin tersebut.
Negara-negara Barat, termasuk Inggris berang dengan peristiwa pelanggaran HAM berat yang dilakukan China.
Inggris kembali mengingatkan China agar tidak perlu mengelak karena rekam digital tdk bisa dibohongi, sudah jelas tindakan brutali terjadi selama ini.
Mulai dari penahanan di kamp konsentrasi, genosida, hingga kerja paksa.
Namun Beijing membantah semua tuduhan itu dengan berbagai argumentasi, termasuk di antaranya kewenangan China sebagai negara berdaulat untuk mengatasi masalah dalam negerinya.