Cara Bertahan Huawei Dalam Perang Dagang dengan Trump

Cara Bertahan Huawei Dalam Perang Dagang dengan Trump
Seorang karyawan Huawei berjalan melewati layar yang menampilkan logo perusahaan di kantor pusatnya di Shenzhen | Kevin Frayer / Getty Images

Monitorday.com - Salah satu perusahaan teknologi terbesar di China, Huawei, bulan oktober lalu telah meluncurkan beberapa ponsel yang menarik dan memiliki keunggulan dari beberapa sektor dibandingkan Smartphone lain pada umumnya seperti Prosessor cepat, user interface yang smooth, dan high-performance camera.

Huawei bahkan merilis seri Mate 40 dengan menggelar acara perilisan yang megah dan menarik, karena merupakan smartphone teratas pertama yang dirilis oleh mereka sejak pemerintahan Trump memberlakukan pembatasan yang ketat pada mereka pada tanggal 17 Agustus tahun lalu.

Pertanyaannya, apakah pasokan Smartphonenya akan terbatas?

Ketika perilisan Mate 40 Huawei bahkan tidak memberikan komentar resmi terkait pembatasan itu, padahal Smartphone mereka ketika itu berisikan komponen dari berbagai supplier. Dan jika salah satu komponen habis, hal tersebut dapat memaksa Huawei untuk menghentikan poses produksi dan pengiriman produk-produk mereka.

Yu Chengdong, kepala bisnis konsumen Huawei, hanya mengatakan secara singkat keadaan perusahaannya, yang menurutnya sedang dalam keadaan sulit.

"Huawei sekarang berada dalam masa yang sangat sulit," kata Yu Chengdong ketika perilisan Mate 40. 

Sebelumnya pemerintahan Trump menindak tegas perusahaan Huawei, yang perangkatnya telah dipakai disemua jaringan di seluruh dunia. 

Pejabat AS mengatakan bahwa di China, sekat antara perusahaan besar khususnya Huawei dan pemerintah sangatlah tidak jelas, sehingga bagi mereka, perusahaan Huawei tidak dapat dipercaya untuk berperan penting dalam perkembangan infrastruktur informasi di dunia. 

Meski Huawei membantah keras tuduhan tersebut, pihak Amerika Serikat tetap memberlakukan pembatasan pada bisnis Huawei berkali-kali, Maka dari itu Huawei telah belajar untuk bertahan dalam kondisi tersebut. 

Tahun lalu, setelah Kementerian Perdagangan membatasi kerjasama antara Huawei dengan pemasok teknologi di Amerika Serikat, Huawei mulai menggunakan  komponen yang dikembangkan sendiri oleh perusahaannya.

Meski masih mengandalkan pabrikan luar untuk memproduksinya, Divisi chipset Huawei, HiSilicon sudah memiliki kemampuan untuk merancang chip komputer yang canggih. 

Illustrasi prosessor Huawei Kirin

Karena hal tersebut juga Departemen Perdagangan AS yang pada saat itu masih di pimpin oleh Trump memberikan pukulan berat kembali kepada Huawei dengan membatasi kerjasama dengan produsen semikonduktor seperti TSMC yang merupakan produsen chip terbesar di dunia.

Amerika Serikat merupakan sarang perusahaan software dan peralatan terbesar didunia dalam pembuatan chip, maka dari itu pemerintah AS bisa menjadi pengaruh besar pada operasi manufaktur seperti TSMC. Yang pada tahun sebelumnya Huawei merupakan salah satu pelanggan terbesar TSMC di Taiwan untuk memproduksi chip Smartphone Kirin buatan Huawei.

Hal itu dimanfaatkan oleh AS dan mengumumkan kebijakan pembatasan terbaru yang akan berlaku pada september 2020 kemarin, sehingga mendorong Huawei melakukan penimbunan chip dan komponen lainnya sampai-sampai terjadi lonjakan ekspor Taiwan terbesar pada bulan Agustus.

Setelah itu, Kepala Eksekutif TSMC Wei Zhejia memberikan konferensi dengan analis bahwa perusahaannya tidak akan lagi mengirimkan produknya ke Huawei yang membuat Huawei semakin terpukul.

Selain itu pembatasan perdagangan di Amerika Serikat kepada Huawei juga melarang ponsel Huawei menggunakan layanan Google Service. Meski layanan tersebut telah diblokir di China, Namun kekurangan tersebut menjadi masalah besar bagi Huawei yang dijual di negara lain.

Analis Smartphone global, Ben Stanton mengatakan bahwa dalam setahun terakhir pengecer dan operator seluler di luar China telah menghindari pembelian Smartphone Huawei yang berlebihan karena mereka khawatir jika Huawei tidak akan bertahan dengan kondisi pembatasan tersebut. 

"Mereka sangat khawatir apakah Huawei akan tetap berada di pasar smartphone dalam dua atau tiga tahun," ujarnya.

Namun tampaknya di Indonesia sendiri Huawei masih menjual Smartphonenya meskipun ketidak hadiran Google Service mempengaruhi para pembeli untuk menggunakan Smartphone Huawei.

Seperti yang dikatakan oleh Ben Santon, hal itu dilakukan oleh Huawei untuk membangun dan menjaga citra perusahaan mereka agar terlihat kuat dan stabil.

"Apa pun yang terjadi di balik layar, Huawei harus membangun citra perusahaan yang kuat dan stabil," kata Stanton.

Sekarang Trump telah kalah dalam pemilihan presiden AS oleh Biden, sampai saat ini perkembangan terkait pembatasan sudah terlihat, China terlihat akan mengirim sinyal ke pemerintahan Presiden terpilih Joseph R. Biden Jr. yang akan datang, yang pada akhirnya harus memutuskan apakah akan mempertahankan pembatasan era Trump terhadap bisnis China, melonggarkannya atau mengubahnya.