BLACKPINK Sampaikan Pesan Untuk Pemimpin Dunia Terkait Perubahan Iklim

BLACKPINK Sampaikan Pesan Untuk Pemimpin Dunia Terkait Perubahan Iklim
BLACKPINK/ Net.

MONITORDAY.COM - Girlband asal Korea Selatan, BLACKPINK mengunggah sebuah video di Twitter yang berisi pesan terkait perubahan iklim kepada para pemimpin dunia. 

Mereka berharap agar kesepakatan yang dibuat di Paris pada 2015 untuk mengurangi tingkat pemanasan global dapat diwujudkan.

Pesan tersebut disampaikan dalam rangka penyelenggaraan Conference of Parties ke-26 (COP26) di Glasgow, Skotlandia.

"Pemimpin dunia berkumpul untuk fokus membahas perubahan iklim. Kami berharap anda akan membuat keputusan penting untuk menjaga bumi kita sekarang dan selamanya," kata Jisoo BLACKPINK dalam sebuah video yang diunggah di Twitter pada Rabu (3/11/2021) waktu Korea.

"Enam tahun yang lalu di Paris, Anda berjanji untuk melakukan pengurangan pemanasan global menjadi 1,5 derajat," tambah Rosé.

Selain itu, mereka juga mengatakan, perubahan iklim harus segera diatasi supaya tidak terjadi kerusakan yang lebih parah.

"Jika temperatur Bumi naik 2 derajat maka akan ada beberapa dampak bagi manusia dan alam di seluruh penjuru dunia," ucap Lisa dalam bahasa Thailand.

Sejumlah dampak yang mungkin terjadi merupakan sepertiga populasi Bumi akan terkena panas yang parah, mengalami kekeringan, masalah kesehatan hingga kematian. Lalu, hampir seluruh terumbu karang akan rusak, es laut akan meleleh dan satwa liar terancam punah.

Dengan demikian, BLACKPINK berharap setiap lapisan masyarakat bisa bekerja sama dan segera bertindak untuk menyelamatkan Bumi.

"Jika kita bertindak sekarang, melangkah dengan ambisi nyata, jika Anda, pemimpin dunia menangkap momen penting ini di COP26, kita masih bisa mewujudkan apa yang disepakati di Paris pada 2015," sebut member BLACKPINK satu persatu.

"Kita masih bisa menyelamatkan planet ini. Kita masih bisa menyelamatkan masa depan kita," imbuh Jennie.

Terkait isu perubahan iklim ini, BLACKPINK juga mengatakan akan mengawal jalannya COP26 dan berharap konferensi tersebut dapat menghasilkan tindakan nyata untuk melindungi Bumi.

"Sebagai perwakilan untuk COP26, kami berharap Anda memanfaatkan momen ini. Kami, BLACKPINK, dan BLINK, fans kami, generasi kita, dunia kita, akan melihat dan berharap. Ayo bekerja sama untuk Bumi kita dan lakukan aksi iklim di wilayahmu," pungkas BLACKPINK.

Diketahui, sejumlah pemimpin dunia menghadiri KTT yang membahas persoalan perubahan iklim, COP26, di Glasgow, Skotlandia, mulai 31 Oktober hingga 12 November.

Dilansir dari situs PBB, COP26 adalah konferensi terkait iklim terbesar dan terpenting di planet ini.

Awalnya tahun 1992, PBB melaksanakan  acara besar di Rio de Janeiro, Brasil, yang disebut Earth Summit. Dalam acara tersebut, Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) diadopsi.

Dalam UNFCCC, negara-negara sepakat untuk menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer untuk mencegah gangguan berbahaya dari aktivitas manusia pada sistem iklim.

Hingga kini, perjanjian tersebut memiliki 197 penandatangan.

Sejak 1994, setiap tahun PBB telah mempertemukan hampir setiap negara di bumi untuk mengikuti KTT iklim global Conference of the Parties (COP).

Tahun 2021 seharusnya menjadi COP global ke-27. Namun karena pandemi Covid-19, pelaksanaan COP tertunda setahun.

Dengan demikian, tahun ini digelar COP ke-26 dan disebut sebagai COP26.

Apakah COP26 penting?

Berbagai “perpanjangan” UNFCCC telah dinegosiasikan selama COP untuk menetapkan batas produksi emisi gas rumah kaca untuk masing-masing negara yang mengikat secara hukum.

Beberapa “perpanjangan” tersebut seperti Protokol Kyoto pada 1997 yang menetapkan batas emisi untuk negara-negara maju yang harus dicapai pada 2012. Lalu, ada Perjanjian Paris yang diadopsi pada 2015.

Kesepakatan perjanjian Paris, negara di dunia sepakat membatasi pemanasan global tidak melebihi 2 derajat Celsius, idealnya 1,5 derajat Celsius, serta meningkatkan pendanaan aksi iklim.

Adapun dalam COP26, delegasi juga bertujuan menyelesaikan "Paris Rulebook" atau aturan yang diperlukan untuk mengimplementasikan Perjanjian Paris.

Saat ini, mereka perlu menyepakati kerangka waktu umum untuk frekuensi revisi dan pemantauan komitmen iklim mereka.

Kemudian pada COP26 kali ini merupakan kesempatan penting untuk mewujudkan aturan-aturan guna mencapai Perjanjian Paris.

Perubahan iklim telah berubah menjadi darurat global yang mengancam banyak jiwa dalam tiga dekade terakhir.

Walaupun ada komitmen baru yang dibuat oleh negara-negara menjelang COP26, sejumlah peneliti memprediksi kenaikan suhu global akan naik 2,7 derajat Celsius pada abad ini.

Kenaikan suhu sebesar itu pada akhir abad ini akan menyebabkan kerusakan yang sangat signifikan di muka bumi dan berdampak banyak bencana alam terjadi.

Sekjen PBB Antonio Guterres dengan blak-blakan menyebutnya sebagai bencana iklim, yang sudah dirasakan hingga tingkat yang mematikan di bagian paling rentan di dunia.

Jutaan orang sudah mengungsi bahkan terbunuh oleh bencana yang diperburuk oleh perubahan iklim.

Menurut Guterres, dan ratusan ilmuwan di Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), ambang batas 1,5 derajat Celsius adalah satu-satunya jalan untuk mencegah kerusakan lebih parah di muka bumi.

Waktu yang terus berlangsung. Dan untuk membatasi kenaikan, dunia perlu mengurangi separuh emisi gas rumah kaca dalam delapan tahun ke depan.

Hal ini adalah tugas besar yang hanya dapat dilakukan bila para pemimpin yang menghadiri COP26 datang dengan rencana yang ambisius, terikat waktu, dan menghapus batu bara secara bertahap untuk mencapai nol emisi.