Berita Hoak dan Sara Tumbuh Subur Karena Elite Politik Tak Siap Kalah

Maraknya berita hoaks dan sara yang beredar di masyarakat sudah cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, informasi palsu tersebut bisa memundurkan cita-cita demokrasi dan memantik perpecahan dan kesatuan bangsa.

Berita Hoak dan Sara Tumbuh Subur Karena Elite Politik Tak Siap Kalah
Diskusi BEM PTAI, Stop Hoak dan Sara

MONITORDAY.COM - Maraknya berita hoaks dan sara yang beredar di masyarakat sudah cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, informasi palsu tersebut bisa memundurkan cita-cita demokrasi dan memantik perpecahan dan kesatuan bangsa.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini menilai genderang hoaks dan sara ditabuh oleh elite politik yang tidak siap kalah.

"Kalau kompetisinya tidak siap kalah dan hanya siap menang, maka hoaks dan sara itu masuk dan berkembang," katanya dalam sebuah diskusi BEM PTAI dengan tajuk "Mengentaskan Pilkada 2018 & Pilpres 2019 bebas dari Hoaks dan Sara," di Bilangan Cikini , Jakarta Pusat, Rabu (11/04).

Menurut dia, sebaran hoak dan sara harus segera diperangi oleh semua lapisan masyarakat, sebab tahun 2018 merupakan tahun pemanasan bagi partai politik untuk membakar semangat dan menguasai persepsi di masyarakat guna merebut singgasana Istana dalam Pilpres 2019.
 
"2018 itu situasi yang sangat menentukan menjelang 2019. Jadi 2018 ini seperti uji mesin. Latihan dulu buat 2019," paparnya.

Oleh karena itu, dia mengajak semua lapisan masyarakat, untuk bahu membahu memerangi dan isu hoak agar kesatuan dan persatuan bangsa tetap terjaga dengan utuh.

Menurut Titi salah satu upaya paling mudah untuk memerangi kabar Hoak yakni bijak dalam menggunakan media sosial.

"Hati-Hati dengan jarimu. Karena jarimu sama dengan mulutmu. Bijaklah dalam bermedia sosial, Tabayun harus jadi tradisi kita, mari mengkroscek sesuatu terlebih dahulu sebelum kita ikut menyebarkannya," ungkapnya.

Senada dengan Titi Anggraeni, Kasubbid PID Bid Humas Polda Metro Jaya AKBP Yulia Hutasuhut mengungkapkan bahwa sebaran informasi di dunia digital tak semuanya benar.

"Sekarang ini kita berada pada teknologi informasi, baik yang sifatnya benar atau yang mengandung ketidakbenaran atau hoaks. berita bohong (banyak)," katanya.

Selain itu, Yulia juga mengaku heran dengan para pelaku penyebar Hoak, pasalnya mereka selalu mengaitkan dan menarik-nariknya dengan isu sara.

"Adek-adek jangan mau terprovokasi dan ikut menyebarkan berita bohong, karena mereka itu calon pemimpin kita (subjek yang menjadi korban dari berita bohong)," pungkasnya.

Menurutnya, jika berita tersebut menyudutkan personal atau kelompok tertentu, sebaiknya masyarakat mengecek dulu pada sumber yang terpercaya.

"Jangan mudah mempercayai berita, kroscek dulu, kalo ragu, tanyakan saja ke polisi," tegasnya.

[Mrf]