Berhasil Produksi Vaksin Covid-19 Sendiri, Kuba Dinilai Capai Kedaulatan Kesehatan

Berhasil Produksi Vaksin Covid-19 Sendiri, Kuba Dinilai Capai Kedaulatan Kesehatan
Berhasil Produksi Vaksin Covid-19, Kuba Dinilai Capai Kedaulatan Kesehatan/(Foto/NET)

MONITORDAY.COM - Sebagai negara yang tengah sulit secara ekonomi karena embargo Amerika Serikat, Kuba menjadi negara yang bisa dibilang berhasil dalam menghadapi Pandemi Covid-19. Selain karena strategi penanganannya, juga karena negara ini berhasil memproduksi vaksin sendiri, yang menunjukkan kedaulatannya secara kesehatan.

Demikian dikatakan Founder Monday Media Group Muchlas Rowi saat menjadi pembicara dalam diskusi virtual Kopi Pahit bertajuk "Penanganan Pandemi di Kuba: Politik, Ekonomi, dan Keselamatan Manusia" pada Senin (28/6/2021) malam.

Menurut Muchlas, hal ini bisa jadi merupakan buah dari perhatian serius pemerintah negara sosialis tersebut dalam dunia kesehatan. Dalam hal ini Kuba fokus untuk melahirkan dokter-dokter atau tenaga kesehatan melalui penguatan bidang pendidikan.

"Jadi hadirnya vaksin untuk diberikan kepada masyarakatnya menunjukkan bahwa Kuba telah mencapai apa yang disebut dengan kedaulaan kesehatan," ujarnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh Duta Besar Indonesia untuk Kuba, Bahama, Republik Dominika, Haiti dan Jamaika Nana Yuliana yang juga menjadi pembicara dalam diskusi ini. Dia mengatakan, vaksin di Kuba merupakan hasil dari pengembangan oleh lembaga riset kesehatan dan farmasi yang kuat, antara lain oleh BioCubaFarma, Finlay Institute dan Center for Genetic Engineering and Biology (CIGB).

Nana mengungkapkan, sebenarnya Kuba sudah ditawari vaksin oleh beberapa negara, untuk penanganan Pandemi Covid-19, namun tawaran itu ditolak dan memilih untuk mengembangkan vaksin sendiri.

Adalah vaksin Abdala yang setelah di uji klinis tahap akhir tingkat efikasinya sebesar 92,28 persen. Artinya ini melebihi ambang batas yang ditentukan oleh badan kesehatan dunia (WHO) untuk izin penggunaan darurat yakni 50 persen.

"Ini diliput oleh media dunia dan Kuba akan segera mendaftarkan vaksin Abdala yang diproduksi oleh CIGB ini ke WHO. Ini merupakan suatu kebanggaan karena tingkat keakuratan vaksin ini tidak jauh berbeda dengan vaksin yang di produksi oleh negara-negara Maju," ujar Nana.

Selain vaksin Abdala, Kuba juga mengembangkan vaksin Sobrana 02 yang dikembangkan oleh Finlay Institute. Saat ini vaksin tersebut tengah melalui tahapan uji klinis, dan terakhir dikabarkan efikasinya telah mencapai 62 persen.

Berkaitan dengan kedaulatan, Nana menjelaskan, arti dari Sobrana sendiri berarti juga kedaulatan. Ini merupakan salah satu dampak dari blokade yang dilakukan oleh Amerika Serikat sehingga Kuba berupaya menjadi negara yang berdaulat di semua sektor. termasuk di sektor kesehatan, sehingga vaksin di negara ini dinamai dengan Sobrana.

"Ini juga sebenarnya seperti di Indonesia, misalnya vaksin dinamakan dengan vaksin merah putih atau vaksin nusantara. ini sebagai identivikasi dari negara tersebut," kata Nana.