Layak Diapresiasi, TNI Bebaskan Sandera Warga Amerika di Kongo Afrika
Aksi Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB Monusco membebaskan Sandera Warga Amerika di Kongo Afrika dengan tanpa adu senjata sehingga tidak ada korban, telah menjadi sorotan dunia.

MONITORDAY.COM - Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menunjukan tajinya dikancah internasional. Aksi Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB Monusco membebaskan Sandera Warga Amerika di Kongo Afrika dengan tanpa adu senjata sehingga tidak ada korban, telah menjadi sorotan dunia.
Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) Mission de lOrganisation des Nations Unies pour La Stabilisation en République Démocratique du Congo (MONUSCO), Kolonel Inf. Daniel Lumban Raja mengapresiasi kinerja timnya dan seluruh pihak yang telah berkoordinasi pada misi ini.
"Bagi TNI, pembebasan sandera adalah misi kemanusiaan yang harus dilakukan oleh setiap prajurit. Jika ada persepsi bahwa TNI itu berjuang tak dilihat, jika gugur mungkin tak dikenang. Ada benarnya, jika ada yang apresiasi yah terimakasih. Jika ga da, yah tak apa. Misi ini adalah tugas Negara dan itu jauh lebih penting dari kepentingan yang lain," ujarnya kepada monitorday.com, jum'at(24/7/2020).
Menurut Daniel, kronologis pembebasan sandera warga Amerika memang cukup dramatis, bertempat di Sukarno Camp, pada hari Jum’at lalu, (17/7) . Adapun kronologis kejadian tersebut berawal pada tanggal 22 Maret 2020, Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB mendirikan Static Combat Deployment (SCD) Lubhicako, Sud Kivu dalam rangka Protection of Civilian (POC) dan pengamanan Joint Investigation Team (JIT) Monusco yg akan melaksanakan kegiatan kemanusian terhadap korban kekerasan seksual oleh Milisi di sekitar desa Lubhicako.
Kegiatan JIT dilaksanakan selama sepuluh hari yang dimulai pada tanggal 24 Juni 2020. Namun pada saat kegiatan berlangsung, tepatnya pada tanggal 28 Juni 2020 terjadi penculikan terhadap Dokter Sarah Voznick berkewarganegaraan Amerika yang bertugas sebagai dokter Médecins Sans Frontières (MSF) di wilayah Lulimba, Sud Kivu, Kongo.
Penculikan tersebut dilakukan oleh sekelompok Bandit bersenjata dari daerah Lulimba merupakan Area Of Responsibility (AOR) Pakbatt 3. Setelah beberapa waktu lamanya, korban penculikan tidak ditemukan, sehingga dilakukan pemindahan SCD Lubhicako ke Lulimba yang berjarak sekitar 20 km dalam rangka pencarian korban.
Tim dari Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB bersama tim MSF melakukan pendekatan dengan kelompok Bandit tersebut.
Selanjutnya Komandan SCD Lulimba bersama Chief Village, Regiment Commander FARDC, Commander Local Police dan Team MSF di Kampung Lulimba merencanakan pelaksanaan negosiasi guna membebaskan sandera serta mengantisipasi segala kemungkinan resiko dari situasi nanti yang berkembang.
Negosiasi dengan kelompok Bandit dilaksanakan oleh MSF team di Ds Age Village yang berjarak 10 km dari desa Lulimba, pada hari Jumat tanggal (17/7) pukul 19.30 LT. Selama pelaksanaan Negosiasi, Satgas TNI Konga XXXIX-B RDB dipimpin oleh Mayor Inf Yoni memastikan situasi keamanan dengan menempatkan diri pada ring luar sebagai pengaman untuk memback up dan mengambil tindakan cepat apabila situasi genting terjadi.
Upaya negosiasi pun membuahkan hasil, sandera dibebaskan dalam keadaan sehat. Selanjutnya Dokter Sarah di evakuasi ke Bukavu untuk melaksanakan pemeriksaan medis dan akan kembali ke negara asalnya Amerika Serikat.