Begini Penjelasan LinkedIn Terkait Tudingan 700 Juta Data Penggunanya yang Bocor

Begini Penjelasan LinkedIn Terkait Tudingan 700 Juta Data Penggunanya yang Bocor
Ilustrasi/ Net.

MONITORDAY.COM - LinkedIn membantah tudingan bahwa jaringannya teretas yang berakibat bocornya 700 juta data pengguna.

Pihak Linkedln mengaku telah menginvestigasi tudingan kebocoran data tersebut, bahkan memastikan tak ada pembobolan terhadap server mereka yang mengakibatkan kebocoran data tersebut.

"Tim kami sudah menginvestigasi tudingan data LinkedIn yang dijual. Kami memastikan kalau ini bukanlah pembobolan dan tak ada data pribadi pengguna LinkedIn yang bocor," tulis LinkedIn dalam postingan di lama resminya.

Sehubungan dengan itu  LinkedIn menyebutkan data tersebut merupakan hasil scraping atau dikumpulkan dari situs LinkedIn dan berbagai situs lain. Kemudian sebagian data tersebut juga sama dengan kebocoran data LinkedIn yang ditudingkan pada April 2021 lalu, sebagaimana dilansir redaksi dari Economic Times, Kamis (1/7/2021).

"Hasil investigasi awal kami menemukan kalau data ini dikumpulkan dari LinkedIn dan bermacam situs lain dan termasuk dengan data yang dilaporkan pada awal tahun ini dalam laporan scraping April 2021 kami," imbuhnya.

Sebelumnya, sekitar 700 juta data pengguna LinkedIn bocor di dunia maya, atau lebih dari 92% dari total penggunanya yang mencapai 756%.

Sedangkan data pengguna LinkedIn itu tersebar dan dijual di dark web, dan berisikan berbagai informasi sensitif termasuk nomor telepon, alamat fisik, data geolokasi, dan lainnya.

Hingga kini, peretasnya sudah menyebar data sampel sebanyak 1 juta, dan dari sampel tersebut bisa dipastikan kalau datanya asli dan terbaru.

Menurut RestorePrivacy, hackernya itu diduga menggunakan application programming interface (API) resmi LinkedIn untuk menarik data-data tersebut.

Adapun metode yang sama sebelumnya juga dipakai dalam peretasan terhadap LinkedIn pada April lalu.

"Pada 22 Juni, ada yang mengiklankan data berisi 700 juta pengguna LinkedIn untuk dijual. Salah satu anggota forum memposting sampel data yang berisi 1 juta pengguna LinkedIn," tulis RestorePrivacy.