Bebas Murni, Abu Bakar Ba'asyir Langsung ke Ngruki

MONITORDAY.COM - Abu Bakar Ba'asyir yang dituduh menjadi dalang peristiwa ledakan bom Bali di tahun 2002 akan dibebaskan dari penjara hari Jumat (8/1/2021), setelah selesai menjalani hukuman.
Bashir yang sekarang berusia 82 tahun kerap kali dituduh sebagai pemimpin spiritual jaringan Jemaah Islamiyah (JI) yang diindikasi memiliki hubungan dengan organisasi Alqaeda.
"Yang bersangkutan akan dibebaskan pada 8 Januari 2021 sesuai dengan tanggal ekspirasi atau berakhirnya masa pidana," ungkap Kepala Bagian Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), Rika Aprianti, dalam keterangan tertulis, Senin (4/1/2021).
Sementara itu, putra Abu Bakar Ba'asyir, Abdul Rahim Ba'asyir membenarkan bahwa ayahnya akan bebas murni pada jum'at hari ini. Ia berharap informasi kebebasan tersebut benar-benar terjadi sehingga Ayahnya bisa berkumpul kembali dengan pihak keluarga.
Sebab, keluarga akan menempuh perjalanan jauh ke kediaman ayahnya di Ngruki, Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Terlebih, kata Rahim, akan ada pengawalan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror setelah bebas nanti. Oleh karena itu, pihak keluarga akan membatasi jumlah kunjungan orang ke Lapas dan begitu pula dengan tamu setibanya di Solo.
"Jumat itu paling yang datang keluarga dan penasihat hukum saja, sesuai prosedur keamanan. Karena kan katanya mau ada pengawalan dari pihak Densus 88, ya sudah kita oke-oke saja. Yang jelas kami lebih prioritas bagaimana kenyamanan beliau (ABB). Ya, bagaimana caranya beliau terjagalah," kata Rahim.
"Ya, mudah-mudahan tidak ada halangan. Jadi langsung balik ke Pondok (Al Mukmin Ngruki) Solo, ke rumah," tambah Rahim.
Ia juga memastikan bahwa tidak ada persiapan atau acara khusus untuk menyambut Abu Bakar Ba'asyir di Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki. Hal itu dilakukan sebagai pertimbangan situasi pandemi Covid-19, supaya tidak ada kerumunan massa yang bisa melanggar aturan protokol kesehatan.
"Nggak ada persiapan apa-apa karena kita memang tidak ingin ada penyambutan. Jadi kita juga nggak mau ada kerumunan masyarakat yang nanti malah memudaratkan (kerugian) orang banyak," ujar Rahim.
Kemudian di sisi lain, tambah dia, keluarga juga ingin menjaga kesehatan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir mengingat kondisinya sempat menurun pada 24 November 2020 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
"Bahaya juga kalau beliau ketemu banyak orang, salaman dan sebagainya. Kalau pun nanti ada yang silaturahmi ke rumah ya kita batasi, artinya ada benar-benar ada pembatasan (PSBB)," jelas Rahim.