Arief Rosyid : BSI Memiliki SDM Yang Siap Berkompetisi Secara Digital

MONITORDAY.COM - Gebrakan Erick Thohir dalam mendongkrak kinerja BUMN semakin terlihat nyata. Salah satunya melalui upaya restrukturisasi organisasi bisnis. Dalam waktu sekira 6 bulan gagasan untuk menyatukan tiga bank syariah telah terwujud. Kehadiran Bank Syariah Indonesia (BSI) menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan pembangunan perekonomian bangsa.
Tantangan untuk perbankan syariah tidaklah kecil. Lingkungan bisnis yang sedang beranjak dari tekanan pandemi membutuhkan antisipasi yang memadai. Pun ancaman disrupsi bersama kehadiran teknologi digital semakin nyata di sektor perbankan. Siapa pun yang tak mampu mengantisipasi akan tenggelam.
Terkait hal tersebut BSI menjadi entitas bisnis yang disiapkan untuk menjadi pemain utama dalam industri perbankan di tanah air bahkan dalam percaturan global. BSI didukung oleh SDM yang siap untuk menjangkau pasar kaum muda dan menawarkan beragam inovasi.
BSI tahun ini menargetkan terciptanya one culture dan integrasi sistem. Hal itu diungkapkan Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI) M. Arief Rosyid Hasan kepada Monitorday dalam diskusi virtual pada (31/3/2021).
"BSI ingin kekuatan SDM muda lebih optimal. Sebagai komisaris muda saya welcome. Peran saya sebagai komisaris memberi masukan berupa best practice terkait hal ini" , kata Arief.
Komisaris muda ini juga mengaskan bahwa ada 4 (empat) hal yang menjadi pegangan bagi BSI untuk melangkah ke depan selaras dengan misi Presiden Joko Widodo yang diterjemahkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Pertama, BSI bersifat inklusif. Tak hanya kaum muslim yang dilayani oleh BSI. Pun semakin banyak orang yang bisa dilayani termasuk UMKM. Perbankan syariah di berbagai negara berkembang bagi layanan yang menjangkau publik secara luas.
Kedua, kompetisi digital. BSI secara sistemik telah menyiapkan strategi dalam mengantisipasi tuntutan dan tantangan digital. Dengan kata lain SDM BSI sangat siap dalam menghadapi kompetisi digital. Aplikasi BSI mobile menjadi bukti bahwa SDM BSI sangat siap dalam digitalisasi.
Ketiga, menyasar milenial. Bank syariah bukan hanya bagi orang tua. Justru BSI menyadari bahwa pasar terbesar yang harus dijangkau adalah kalangan milenial. Dengan demikian jenis dan desain produk, pendekatan dalam pemasaran, dan tampilan BSI ditujukan pula untuk menjangkau pasar milenial atau kaum muda pada umumnya.
Keempat, BSI membantu pengusaha naik kelas. Kehadiran BSI akan membantu akselerasi perekonomian bangsa terutama di sektor pembiayaan usaha. Skala usaha UMKM perlu didorong dengan fasilitas pembiayaan yang memadai.
Lebih lanjut diskusi virtual tersebut menggali upaya-upaya literasi inklusivitas keuangan. BSI diharapkan mampu mendorong upaya literasi tersebut bersama dengan insan pers, komunitas kaum muda, dunia pendidikan dan elemen-elemen masyarakat lainnya.