Anggota DPR RI Sambut Positif Kurikulum Prototipe

MONITORDAY.COM - Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Ratih Megasari Singkarru menyambut baik adanya opsi Kurikulum Prototipe yang dinilainya dapat mengurangi beban siswa dan guru karena materinya yang lebih sederhana dan fleksibel. Selain itu, kurikulum ini dinilai dapat menghadirkan guru-guru yang mengutamakan anak didiknya dalam proses pembelajaran.
"Saya sangat suka dengan Kurikulum Prototipe ini. Semoga kita bisa melahirkan guru-guru yang bisa memberikan pengajaran terbaik untuk anak-anak kita ke depannya. Dan semoga ini juga bisa mengatasi learning loss yang sedang kita hadapi akibat pandemi ini," disampaikan Ratih pada kegiatan Sosialisasi Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Barat, di Kabupaten Majene, Jumat (7/1).
Ratih juga mengingatkan agar Kemendikbudristek serius menyiapkan guru-guru yang akan menerapkan Kurikulum Prototipe ini. Para guru yang terkendala akses informasi diharapkan dapat diberikan bimbingan lebih agar lebih memahami dan menerapkan Kurikulum Prototipe dengan baik. "Dengan penyederhanaan itu, Bapak dan Ibu guru dituntut untuk memiliki kreativitas untuk menjalankan kurikulum prototipe itu. Saya yakin semuanya memiliki daya kreativitas. Yang penting paham dan percaya diri," pesan Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Sulawesi Barat ini kepada para guru.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Zulfikri menyampaikan bahwa melalui Kurikulum Prototipe, Kemendikbudristek mendorong pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar. Penerapan Kurikulum Prototipe tidak akan diwajibkan oleh pemerintah kepada sekolah, melainkan ditawarkan sebagai opsi atau pilihan.
"Bukan sekadar menjadi kebijakan yang wajib dilaksanakan. Yang terpenting adalah menjadi sebuah gerakan perubahan, paradigma baru pendidikan, di mana kita lebih berfokus pada kebutuhan anak dalam pembelajaran," ujar Zulfikri.
Kurikulum Prototipe akan mulai ditawarkan secara lebih masif pada tahun 2022 hingga 2024. Kemendikbudristek akan memberikan bimbingan intensif mengenai Kurikulum Prototipe kepada sekolah dan dinas pendidikan melalui unit di pusat dan di daerah.
"Bapak dan Ibu guru diberikan kesempatan untuk terlibat aktif di dalam memberikan masukan kepada kita terkait penerapan Kurikulum Prototipe selama dua tahun ke depan," tutur Zulfikri.
Penerapan Kurikulum Prototipe, jelas Zulfikri menjadi strategi percepatan pemulihan pendidikan dan memitigasi kehilangan pembelajaran (learning loss) akibat pandemi. Hal tersebut tercermin dalam karakteristik Kurikulum Prototipe, yaitu yang pertama adalah fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik (teach at the right level).
"Kita menyadari bahwa dunia pendidikan belum sepenuhnya memberikan layanan kepada anak. Anak belum mendapatkan cukup ruang untuk mengeksplorasi kemampuan mereka, minat mereka, dan pilihan-pilihan gaya belajar misalnya," terangnya.
Kemudian yang kedua adalah fokus pada materi esensial sehingga guru punya cukup waktu untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar, seperti literasi dan numerasi. "Materi yang padat itu cenderung membuat guru menceramahi anak tentang materi yang ada, dari awal sampai akhir, kemudian mengejar target kompentensi, sehingga tidak sempat mengecek apakah anak sudah paham atau tidak," ungkap Zulfikri.
Yang ketiga, Kurikulum Prototipe akan mendorong pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan keterampilan nonteknis (soft skills) dan karakter Profil Pelajar Pancasila yaitu: keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis, dan kreativitas.