AHY Beri Orasi Ilmiah di Yayasan Pendidikan Pertiwi Global
Era digital yang dikenal 4.0 sangat memberikan peluang seluas-luasnya bagi yang berkompeten dan unggul

MONITORDAY.COM - Keterampilan belajar diringkas menjadi 4K yaitu berpikir kritis, kreatif, kolaborasi dan komunikasi. Hal ini disampaikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat menyampaikan orasi ilmiah dengan tema “Kolaborasi Ekonomi pada Masyarakat Inklusif di Era Digital” kepada wisuda sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) dan Akademi Pariwisata (Akpar) Pertiwi yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Pertiwi Global.
“Keempat hal yang saya sebutkan diatas dapat memungkinkan kita untuk terus mengembangkan kapasitas diri sambil terus beradaptasi” tegas AHY, di Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah. Selasa kemarin, (19/11/19)
Lanjut AHY yang membakar semangat segenap civitas akademika Pertiwi, keterampilan literasi saat ini sangat penting, namun juga harus punya filter untuk memilah dan memilih informasi yang relevan agar tidak kehilangan arah dalam banjir komunikasi. Dengan khasnya, AHY lantang mengajak para wisudawan/wisudawati untuk tunjukan karya nyata untuk negeri, seraya memotivasi bahwa era digital yang dikenal 4.0 sangat menantang karena potensi diberikan seluas-luasnya bagi siapa saja yang berkompeten.
“Generasi muda Indonesia harus siap menghadapi era industry 4.0 dan society 5.0, kita harus menguasai keterampilan abad ke-21. Yang pertama adalah keterampilan belajar (learning skills), keterampilan literasi (literacy skills) dan keterampilan hidup (life skills)” terangnya
Sementara itu, Pengawas Yayasan Pendidikan Pertiwi Global, Agung Setiawan Indra atau sering disapa Mas Agung, ikut memompa semangat para alumnus terbaik Pertiwi bahwa impian itu penting dan gratis, dunia diciptakan bagi manusia-manusia yang memiliki mimpi terbaik. Sembari mengingatkan perjuangan Pendidikan Pertiwi Global yakni ke-2 orang tuanya yakni Dr Suharsono dan Bunda Yeni yang luar biasa membangun Pertiwi Global hingga saat ini. Pria plontos yang pernah mengenyam pekerjaan di Amerika Serikat ini pun kembali berpesan, seluruh usaha sudah diperjuangkan namun ada satu hal yakni doa, wajib dipinta karena hanya Dialah manusia akan kembali.
“Perjuangan orang tua saya yang juga pendiri Pertiwi Global sangat luar biasa, perjuangan mereka wajib ditiru. Tak lupa mereka ajarkan juga kepada saya dan saudara saya Arif lulusan salah satu Perguruan Tinggi di Singapura, juga dengan gigih membangun Pertiwi Global. Mereka adalah orang-orang terbaik, jika semua sudah diperjuangkan, jangan lupa doa, sambil berkelakar jangan cuma do’i doank tapi doa” pesan Agung.
Seperti diketahui, sidang terbuka senat akademik STIE/STBA/Akpar Pertiwi wisuda sarjana dengan tema “Kolaborasi Ekonomi pada Masyarakat Inklusif di Era Digital”, dihadiri oleh 670 wisudawan/i, kepala Dikti lll dan lV, Pembina Pertiwi, dosen, serta para tamu undangan. Rangkaian acara tersebut diawali pembukaan sidang senat terbuka dengan lagu sajojo dari Papua. Selanjutnya menyanyikan lagu kebangsaan, mengheningkan cipta, laporan ketua panitia, sambutan ketua yayasan pendidikan Pertiwi global. Kemudian sambutan Kepala L2DIKTI III dan IV, pembagian hak anak yatim, orasi ilmiah yang dibawakan oleh AHY. Dan prosesi wisudawan/i, pemberian penghargaan wisudawan/i terbaik, sambutan wakil wisudawan/i, janji wisudawan/i dan doa penutup.