6 Mahasiswi PGSD UMC Lakukan KKM Tematik di Desa Gantarang Kab Gowa Sulsel

MONITORDAY.COM - Prodi Pendidikan Guru SD Universitas Muhammadiyah Cirebon (PGSD UMC) bertekad memberikan sumbangsih terbaik kepada masyarakat, terlebih di masa pandemi yang sudah melanda hampir 2 tahun lamanya.
Hal ini dikatakan oleh Ketua Prodi PGSD UMC, Widia Nur Jannah M.Pd saat menyambut 6 mahasiswi delegasi dari Prodi PGSD yang mengikuti KKM tematik di Desa Gantarang, Kab Gowa Sulawesi Selatan selama 3 bulan dari Agustus hingga Oktober 2021.
Adapun 6 peserta KKM Tematik adalah Putri Erica Valendria, Kalima, Alfa Della Rosa, Eka Fitri Kurniasih, Silvi Widyaningsih dan Nur Aeni.
Menurut Widia, kehadiran 6 mahasiswi PGSD di Sulsel adalah wujud dari pengabdian PGSD UMC yang disertai dengan rasa cinta, kepedulian sosial dan tanggung jawab, tidak hanya kepada masyarakat tapi juga bangsa dan negara.
"Sejatinya, hidup adalah pengabdian tanpa ahkir yang tidak hanya narasi biasa tapi butuh manifestasi konkrit," ucap Widia kepada monitorday, Selasa (2/11/2021).
Kandidat Doktor PGSD UPI ini menyampaikan, selama berada di Desa Gantarang, para mahasiswi melakukan kegiatan mengajar, keagamaan, mengenalkan budaya Cirebon serta membatik.
Selanjutnya, kata Kaprodi PGSD, mahasiswa memperoleh benefit dari KKM Tematik ini. Mereka pun mengetahui tentang cara berfikir dan bekerja interdisipliner dan lintas sektoral, dalam hal ini belajar bersama dengan rekan sejawat dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.
"Operasional kegiatan dibiayai oleh PKKM. Selanjutnya, perlu kami sampaikan bahwa FKIP Unismush Makassar adalah mitra dari PGSD FKIP UMC. Terimkasih kepada Pak Dekan Ewin, Pak Aliem Bahri selaku Kaprodi PGSD dan Bapak/Ibu Dosen juga warga Desa Gantarang yang sudah membimbing mahasiswa kami," ucap Widia.
Widia pun menuturkan KKM Tematik merupakan implementasi dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Dengan mengikuti kegiatan ini, pertama, mahasiswa mampu menelaah kegunaan hasil pendidikan dan penelitian bagi pembangunan pada umumnya dan pembangunan daerah pedesaan pada khususnya.
Kedua, mahasiswa memahami kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam pembangunan serta keseluruhan konteks masalah pembangunan pengembangan daerah.
Ketiga, KKM Tematik membina mahasiswa agar menjadi seorang inovator, motivator, dan problem solver.
Keempat, mendewasakan pola pikir mahasiswa dalam setiap menganalisis dan menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat.
" Semoga empat hal di atas bisa memberikan lesson learned kepada mahasiswi PGSD UMC untuk terus berkiprah di tengah masyarakt usai mengikuti KKM Tematik di Sulsel," harap Widia.
Terakhir, Widia berpesan bahwa keberhasilan program kegiatan diukur dari sejauh mana mahasiswa menyikapi permasalahan yang ada dalam masyarakat, kemudian mencari alternatif solusinya, melakukan sosialisasi, komunikasi, dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk merealisasikan solusi yang dipilihnya.