4 Fakta tentang Gempa Bumi

Yang harus kamu tahu tentang gempa bumi

4 Fakta tentang Gempa Bumi
seismograf kinematik

LAKBAN- Lombok diguncang gempa. Guncangan gempa yang terakhir menewaskan tak kurang dari 82 jiwa. Getaran gempa tidak secara langsung mencederai. Korban berjatuhan karena tertimpa bangunan, terjepit, atau terjatuh. 

Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Pergerakan yang menimbulkan pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba. Pelepasan energi itulah yang menciptakan gelombang seismik.

Kerak bumi senantiasa bergerak karena terletak di lempeng-lempeng tektonik, suatu konsep yang telah mengubah total gagasan dalam ilmu-ilmu Bumi. Kita sekarang tahu bahwa ada tujuh lempeng kerak utama, yang dibagi lagi menjadi sejumlah lempeng yang lebih kecil, semuanya terus saling bergerak dengan kecepatan yang beragam, mulai dari 10 hingga 130 milimeter per tahun. Kebanyakan gempa hanya terjadi di sabuk-sabuk sempit yang menjadi batas lempeng-lempeng itu. Di sinilah 90 persen gempa bumi besar kemungkinan terjadi.

Manusia dan makhluk hidup lainnya yang ada di permukaan bumi tak jauh dari episentrum gempa bumi terdampak karenanya. Ada beberapa fakta yang perlu kita ketahui terkait gempa bumi, yaitu :

PERTAMA. Energi yang dilepaskan sebuah gempa yang hebat dapat mencapai 10.000 kali lebih besar daripada energi bom atom generasi pertama.  Kekuatan alam yang dahsyat. Kekuatan yang seakan sanggup menelan segala yang ada. Retak, runtuh, dan rengkah. Masih banyak bangunan yang berdiri di atas konstruksi yang tidak tahan gempa.

KEDUA. Yang menambah kengerian adalah fakta bahwa gempa dapat terjadi kapan pun, tidak soal apa iklimnya, musimnya, ataupun harinya. Prediksi para ilmuwan tidak bisa memastikan kapan akan terjadi gempa. Pemetaan kawasan yang rawan gempa bisa dilakukan, namun belum bisa membuat prediksi yang akurat terkait tempat dan waktu. 

KETIGA. Meskipun para ilmuwan mungkin dapat mengira-ngira di mana gempa yang keras kemungkinan besar akan terjadi, mereka tidak dapat menyebutkan kapan.

Gempa terjadi sewaktu batu-batu di bawah permukaan bumi berubah posisi. Aktivitas seperti ini berlangsung secara kontinu. Sering kali, gelombang kejut yang dihasilkannya tidak terasa di permukaan bumi karena tidak cukup keras, tetapi masih dapat terdeteksi dan tercatat oleh seismograf.

KEEMPAT.  Tingkat kekerasan gempa dapat diukur melalui kekuatannya atau intensitasnya. Pada tahun 1930-an, Charles Richter mengembangkan sebuah skala untuk mengukur kekuatan gempa. Seraya jumlah stasiun seismograf bertambah, skala-skala baru yang didasarkan pada gagasan Richter pun dikembangkan. Misalnya, skala kekuatan momentum mengukur energi yang dilepaskan di pusat gempa.

Tentu saja, skala-skala ini tidak selalu menyingkapkan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa. Misalnya, gempa pada bulan Juni 1994 di Bolivia bagian utara, yang berkekuatan 8,2, dilaporkan hanya menewaskan lima orang. Sedangkan gempa pada tahun 1976 di Tangshan, Cina?—yang berkekuatan lebih kecil, yaitu 8,0?—menewaskan ratusan ribu orang.

 

Berbeda dengan kekuatan, tingkat intensitas memperlihatkan dampak suatu gempa terhadap manusia, bangunan, dan lingkungan. Intensitas gempa adalah ukuran yang lebih jelas tentang seberapa parah suatu gempa ditinjau dari dampaknya terhadap manusia.