3 Jenis Bullying Ini Wajib Diketahui Orangtua
Keberadaan media sosial, yang mestinya menjadi sarana bertukar informasi sehat, disalahgunakan sebagai ajang untuk menghina, menindas, merundung, menyudutkan, dan melakukan aksi bullying.

LAKBAN - Bullying atau juga dikenal dengan istilah perundungan saat ini jadi kejadian yang tak ada putusnya. Paling sering bikin heboh dunia pendidikan. Nambah runyam persoalan bangsa setelah ditimpa isu moral yang makin terjun bebas.
Keberadaan media sosial, yang mestinya menjadi sarana bertukar informasi sehat, disalahgunakan sebagai ajang untuk menghina, menindas, merundung, menyudutkan, dan melakukan aksi bullying.
Ada faktor online disinhibition effect yang membuat media sosial berubah wujud menjadi amat menyeramkan. Faktor lainnya, ada anonimitas, minimnya afirmasi dan otoritas ikut mendorong maraknya budaya ngebully. Yang paling bahaya, yaitu praktek bully pada anak.
Kalau kata Pakar Neuropsikologi, Ihsan Gumelar, perundungan atau bullying itu ada tiga jenis. Pertama, bullying fisik, aksi bullying ini nih yang berupa memukul, menendang, dan menampar. Pokoknya, apa pun yang menyentuh wilayah tubuh antara pelaku dan korban walaupun dilakukan dengan alat.
Jenis bullying kedua, menurut Ihsan Gumelar, adalah bullying psikologi. Perundungan jenis ini lebih bersifat verbal. Misalnya ngasih gelar-gelar yang negatif (si gendut, si bodoh, si pendek, si pesek).
Bentuk perundungan selanjutnya atau yang ketiga menurut alumnus Toronto University ini adalah cyber bullying (bully dunia maya). Kata Ihsan Gumelar, jenis perundungan ini makin meroket seiring perkembangan media sosial dan teknologi.
Ihsan Gumelar juga menjelaskan jika perundungan model begini akibatnya jadi lebih luas loh, lantaran bisa dilihat teman-temannya di media sosial, dan bahkan disaksikan orang di seluruh dunia. Karena itu, nggak heran kalau jumlah anak-anak Indonesia yang ngalamin depresi makin banyak. Ya, karena cyber bullying ini nih penyebabnya.