Zaky Bukalapak Yang Tak Lupa Kacang pada Kulitnya

Anak muda pasti sudah tahu bahwa dibalik semua sukses itu ada Achmad Zaky. Anak muda asli Sragen itu otaknya memang cemerlang. Lulusan ITB itu pun punya nyali yang luar biasa. Berani keluar dari zona nyaman dan merintis start up bisnis yang membuka peluang bagi jutaan orang.

Zaky Bukalapak Yang Tak Lupa Kacang pada Kulitnya

LAKBAN - Siapa tak kenal Bukalapak. From zero to hero. Dari namanya yang sederhana menjelma menjadi brand yang kokoh. Seperti kisah pendirinya. 

Anak muda pasti sudah tahu bahwa dibalik semua sukses itu ada Achmad Zaky. Anak muda asli Sragen itu otaknya memang cemerlang. Lulusan ITB itu pun punya nyali yang luar biasa. Berani keluar dari zona nyaman dan merintis start up bisnis yang membuka peluang bagi jutaan orang.

 Zaky ternyata berasal dari latar belakang ortu sederhana. Pendidikan TK ditempuhnya di TK Aisyiyah Bustanul Athfal. Sebagaimana postingan statusnya di FB Zaky ada di angkatan terakhir TK yang dibangun olej swadaya masyarakat itu. Tak ada lagi murid. Dan tak ada guru yang sanggup lagi bertahan dengan honor yang minim.

View image on Twitter

Zaky menamatkan ITB jurusan teknik informatika. Indeks Prestasi tertinggi pernah diraihnya. Semua itu juga tak lepas dari jasa pamannya yang membelikannya komputer dan seperangkat buku pemrograman komputer saat ia masih di bangku SD.

Inovasi tak henti di Bukalapak telah melahirkan minat dan dorongan bagi para pengguna ecommerce yang merupakan marketplace UMKM berbasis C2C atau konsumen ke konsumen ini.

Misi sosial milenial. Itulah yang tertangkap dari perjalanan Bukalapak. Awalnya, Zaky mengajak para pedagang di mall untuk bergabung di Bukalapak. Tetapi, respon yang diberikan oleh mereka sangat kecil. Klien pertama yang ia dapat justru dari pedagang kecil. Ketika ditanya mengapa mereka mau bergabung, alasannya adalah karena barang mereka di toko tidak laku.

Karena itu, mereka meminta bantuan Zaky untuk menjualnya di Bukalapak. Sejak itu, Ia pun memfokuskan diri mengajak para pelaku UMKM yang belum begitu berkembang. Pada tahun 2011, sudah ada sekitar 10.000 pedagang yang bergabung di Bukalapak. 

Zaky tak melupakan sejarah. Bukan kacang yang lupa akan kulitnya. Statusnya di dinding FB meneguhkan bahwa TK Aisiyah yang sederhana itu adalah bagian dari perjalanan hidupnya. Tentu juga kesuksesan kariernya sebagain pengusaha yang peduli pada lapak wong cilik.