Yang Khas dari Kota Banjar yang Akan Dikunjungi Jokowi

Apa yang menarik dari Kota Banjar? Kota ini memiliki beragam potensi yang sayang untuk dilewatkan jika kamu sedang travelling melewati jalur selatan Pulau Jawa. Lebih dari sekedar untuk kepentingan transit atau istirahat sejenak setelah menempuh perjalanan panjang.  

 

LAKEYBANGET.COM – Apa yang menarik dari Kota Banjar? Kota ini memiliki beragam potensi yang sayang untuk dilewatkan jika kamu sedang travelling melewati jalur selatan Pulau Jawa. Lebih dari sekedar untuk kepentingan transit atau istirahat sejenak setelah menempuh perjalanan panjang.  

Perhatian kita semakin tertuju ke Kota ini dalam beberapa hari terakhir. Orang Nomor Satu di Republik ini bakalan hadir di Kota ini. Presiden RI Joko Widodo Rabu (27/2/2019) akan bertolak ke Kota Banjar, Jawa Barat. Di kota yang berbatasan dengan Cilacap, Jawa Tengah itu, Presiden akan membuka Konferensi Besar NU dan Munas Alim Ulama.

Kamu mungkin masih asing dengan kesenian Reog Dongkol, Manuk Janur, dan Jurig Sarengseng yang menjadi ciri khas kota ini. Senafas dengan kehidupan masyarakat di salah satu bagian Banjar yang dahulu hidup sebagai penyadap getah aren, berkembanglah kesenian Reog Dongkol. Sementara sebagai ritual pesta khitanan digelarlah Manuk Janur. Dan sebagai pembelajaran nilai agar masyarakat terhindar dari keserakahan diabadikan dalam  seni Jurig Sarengseng.

Darimana asal nama Kota Banjar? Menurut kamus Bahasa Kawi-Indonesia, banjar = lingkungan, baris > ber-banjar = berbaris rapih arah ke belakang. Menurut kamus Istilah Karawitan Sunda, banjar = berurutan dengan teratur > banjar nada = tinggi-rendahnya nada yang berurutan dengan teratur. Menurut kamus Basa Sunda, banjar = barang, pakarangan.

Dengan memaknai baik secara kosa kata (etimologi) maupun perlambangan (heurmanetika), ternyata kata Banjar mengandung makna yang sangat positif, yaitu “tempat yang lingkungannya tertata rapi dari sejak dayeuh sampai ke pelosoknya”.

Nama lain untuk kota Banjar pada masa yang lampau adalah Banjar Patroman. Menurut kajian etimologi, patroman berasal dari kata pataruman.  Pa-tarum-an = tarum adalah sejenis pohon perdu yang tumbuh di tepi sungai Citarum, daunnya digunakan untuk bahan pencelup kain supaya berwarna biru tua.

Dari nama ini, kita bisa melihat keumungkinan untuk mendorong kebangkitan potensi ekonomi rakyat di Banjar. Bila diartikan demikian apakah secara fisik di kota Banjar dahulu pernah ada tempat mencelup kain dengan menggunakan daun tarum .

Tak tertutup kemungkinan nanti di sekitar kota Banjar akan menjadi salah satu sentra “industri kain” dengan warna-warna khas “banjar-patromanan (gradasi warna hijau sampai biru tua, hejo tarum)”, bukankah Ciamis/Galuh pernah terkenal dengan batik khas Ciamisan yang pernah berjaya pada masanya.

Kota Banjar adalah titik transit lalu lintas dari daerah Jawa Barat ke arah Timur. Sebagai kota transito, tentulah pembangunan yang terencana sangat dalam segala aspeknya menjadi salah satu persyaratan yang perlu diutamakan.

Tentang hal ini tentulah Pemda Kota Banjar telah mempunyai cetak biru yang perlu kita dukung bersama, agar “cetak biru” tsb bisa terwujud dengan sempurna. Hal ini perlu sosialisasi yang memadai kepada masyarakat. Sehingga semua warga tahu peran yang harus dilaksanakannya.

Selain dari itu Kota Banjar seibarat “pintu gerbang” Tatar Sunda paling Timur/Selatan. Kekuatan nilai dan pesan budaya Sunda yang kuat harus terpancar dan menjadi kepribadian yang melekat pada kota ini.

Bila tol jalur selatan Jawa dibangun, Kota Bankar bisa semakin maju dan dikenal. Namun akar budayanya tak boleh lekang oleh zaman.