World Bank Sebut Mangrove Indonesia Punya Potensi Kurangi Perubahan Iklim

World Bank Sebut Mangrove Indonesia Punya Potensi Kurangi Perubahan Iklim
World Bank (Dok: Istimewa)

MONITORDAY.COM -  Wolrd Bank mengatakan Mangrove di Indonesia dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim karena menyimpan sejumlah besar karbon, setara dengan emisi GRK yang dihasilkan oleh 2,5 miliar kendaraan per tahun. 

Hal diketahui dari cuitan twitter World Bank di @WorldBank, Minggu (14/11/2021).

Dilansir dari kkp.go.id bahwa Luas Hutan mangrove dunia 16.530.000 Ha, dimana Indonesia memiliki 3.490.000 Ha atau 21% mangrove dunia. Saat ini, luas mangrove Indonesia mengalami penurunan luasan dimana data satu peta mangrove tercatat seluas 3.311.208, dimana 637.624 Ha (19,26%) dalam kondisi kritis (atau penutupan tajuk kurang dari 60%) sedangkan mangrove dalam kondisi baik seluas 2.673.548 (80,74%). Dari mangrove kritis tersebut, berdasarkan kewenangan dimana 460.210 ha (72,18%) berada dalam kawasan hutan dan 177.415 ha (27,82%) diluar kawasan hutan.

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal serta K/L, CSR dan LSM bersama sama melakukan perbaikan ekosistem mangrove dengan pembagian daerah rehabilitasi dimana BRGM akan melakukan rehabilitasi di 483.194 Ha (75,78%), KLHK di 89.685 Ha (14,07%) dan KKP, K/L, CSR dan LSM di 64.745 Ha (10,15%).

Berbicara soal manfaat, ekosistem Mangrove dipercaya dan terbukti mampu meredam energi yang ditimbulkan oleh tsunami sehingga kerusakan yang parah dapat dihindari atau setidaknya dikurangi. 

Karena fungsinya tersebut maka rehabilitasi kawasan mangrove dilakukan di sepanjang pantai yang berpotensi terkena tsunami.

Kayu dari pohon Mangrove mampu menggantikan bahan bakar minyak bagi kebutuhan rumah tangga masyarakat pesisir. Fakta-fakta tersebut di atas menunjukkan betapa pentingnya peranan Mangrove baik secara ekologik maupun antropogenik.

Selain itu,  formasi tumbuhan pantai yang kompleks dan dinamis. Kompleksitas Mangrove selain disebabkan oleh bentuk-bentuk formasinya yang beragam juga karena interaksi ekologis yang sangat banyak. 

Mangrove juga sebagai ekosistem intertidal yang dinamis dan sangat produktif yang umumnya ditemui pada pantai terlindung, estuaria dan lingkungan delta dimana biasanya membentuk unit vegetasi yang berbeda pada pertemuan daratan dan laut. Karena habitatnya berada pada daerah intertidal, mangrove dipengaruhi oleh pasang dan fluktuasi lingkungan yang luas seperti gradien salinitas yang dikendalikan oleh faktor iklim (seperti curah hujan dan evaporasi).

Sebagai suatu ekosistem, mangrove merupakan habitat bagi berbagaiMflora dan fauna baik yang menjadikannya sebagai habitat utama maupun yang berasosiasi dengan mangrove. Beberapa organisme perairan dari jenis ikan maupun kerang-kerangan menempati ekosistem ini baik dalam seluruh daur hidupnya maupun sebagian dari daur hidupnya.