VO2 Max, Kebugaran Tubuh, Dan Prestasi Sepakbola
Tanpa stamina yang prima, gimana mau kuat kejar bola?

LAKBAN- Piala Dunia 2018 sedang berlangsung di Rusia. Para pesebakbola sedang bertarung membela kehormatan negerinya. Mereka menjadi pahlawan dan simbol semangat, daya juang, kualitas SDM dari bangsa yang mereka wakili. Prestisnya luar biasa. Adu lari merebut si kulit bundar sepanjang permainan menunjukkan kemampuan fisik, keterampilan yang berakar dari latihan super keras serta kecerdasan dalam strategi.
Wakil dari 5 benua datang ke Rusia. Disamping tradisi bola yang mendarah daging di beberapa negara, sepakbola menunjukkan pula kemajuan yang dicapai oleh beberapa negara debutan. Termasuk dari Asia. Disamping adu lihai mengocek bola, tak dipungkiri sepakbola juga adu stamina. Dan secara umum ukuran tubuh dan stamina orang Asia lambat laun sudah menyamai bangsa-bangsa di benua lain.
Kualitas gizi dan kesehatan yang prima menjadi penentu dalam olahraga paling populer di planet bumi ini. Untuk main setidaknya dalam 90 menit, skuad Jepang dan Korsel mampu menandingi pasukan dari belahan Afrika dan Eropa. Para pemain profesional dari kedua negara itu juga banyak yang eksis bermain di Liga Eropa.
Dalam dunia kebugaran, kita kerap mendengar VO2 max, yaitu ukuran volume maksimal oksigen yang diproses tubuh kita saat melakukan kegiatan intensif. Level VO2 max ini akan memengaruhi seberapa kuat daya tahan dan stamina yang dimiliki seseorang.
Jika seseorang gampang lelah – meskipun dia melakukan aktivitas ringan – biasanya level VO2 max-nya rendah. Sebaliknya, jika volume oksigen yang masuk besar, maka ia memiliki daya tahan stamina yang istimewa. Hal itu bisa terjadi karena VO2 max ini kemampuan tubuh untuk mengirimkan oksigen ke dalam otot-otot dalam tubuh kita sebagai unsur utama pembakar energi.
Jika kamu merasa VO2 max di bawah normal, tak perlu cemas. Sebab ada tip jitu untuk mendongkrak VO2 max. Cara terbaik memperbaiki kemampuan VO2 max kamu ialah dengan melakukan latihan interval atau High-Intensity Interval Training (HIIT). Metode ini menggabungkan berbagai macam kondisi, mulai dari sprint, jogging, berjalan hingga istirahat.
Hingga saat ini, metode inilah yang kerap digunakan pelatih sepak bola untuk mengukur kualitas stamina para pemainnya. Contoh dalam penerapannya, kamu bisa berlari dengan kecepatan penuh sejauh 150 – 200 meter. Selanjutnya, jogging dan berjalan selama dua menit. Kemudian dilanjutkan dengan sprint sejauh 150 – 200 meter. Pola ini harus kamu ulang selama 4 – 6 repetisi. Tentu saja ini bukanlah pola baku, jumlah repetisi ini tergantung dari daya tahan tubuh tiap individu.
Nah, jangan hanya mengkritik kalau kualitas dan prestasi sepakbola kita masih belum mendunia. Mulailah dengan hidup sehat dan tingkatkan kualitas kebugaranmu. Siapa tahu kamu yang akan membawa Merah Putih berkibar di Piala Dunia di masa-masa mendatang.