Upaya Keras Pemerintah Meningkatkan Kinerja Ekspor RI

Perlu upaya lebih keras lagi dalam menggenjot ekspor

Upaya Keras Pemerintah Meningkatkan Kinerja Ekspor RI
(c) financialtribune.com

 

 

MONITORDAY.COM-  Berbagai kritik dilayangkan atas capaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih berada di kisaran 5,2 %. Sementara target yang dicanangkan Pemerintah RI sebesar 7%. Dengan capaian tersebut asumsi APBN tentu telah dan akan disesuaikan. Pertumbuhan ekonomi RI masih ditopang oleh sektor konsumsi Rumah Tangga.    

Walaupun demikian, Indonesia menjadi tujuan investasi karena pertumbuhan ekonominya yang masih terus meningkat di  Asia disamping India, China, Vietnam dan Filipina. Di kawasan ASEAN pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih menjanjikan. Peningkatan investasi dan ekspor adalah dua kata kunci dalam memperbaiki kondisi ekonomi terus meningkat namun belum bisa menyamai negara seperti Vietnam.

Menurut data Bank Indonesia (2018), Indonesia tumbuh 5,27% pada triwulan II/2018, sedangkan Malaysia 4,5%, Singapura dan Thailand masing-masing 3,9% dan 4,6%. Filipina mencatat pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asean, hingga 6%.

Pada triwulan lalu, ada pergerakan yang lebih baik lewat pertumbuhan 5,27%. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang 2015-2018. Namun, struktur ekonomi belum banyak berubah. Dari sisi permintaan, ekonomi begitu bergantung pada stabilitas daya beli lewat konsumsi rumah tangga. Syaratnya adalah perlu menjaga inflasi rendah dan stabil. Demikian dikutip Bisnis.com.

Di awal 2018, Presiden Joko Widodo menekankan perlunya upaya keras untuk mengejar ketertinggalan capaian investasi dan ekspor RI dari beberapa negara tetangga. Nilai ekspor Thailand pada tahun lalu sebesar US$ 231 miliar, Malaysia US$ 184 miliar, dan Vietnam sebesar US$ 160 miliar. Sedangkan Indonesia hanya sebesar US$ 145 miliar.

"Ini fakta, negara sebesar ini kalah dengan Thailand yang penduduknya 68 juta, Malaysia 31 juta, Vietnam 92 juta, dengan SDM yang sangat besar kita kalah. Ini ada yang keliru. Ini harus diubah. Ini tanggung jawab saudara-saudara semua. Kalah dengan Thailand penduduk 68 juta bisa ekspor US$ 231m, Malaysia penduduk 31 juta bisa ekspor. 184 miliar, Vietnam juga sama baru beberapa tahun merdeka bisa ekspor US$ 160 miliar," kata Jokowi awal tahun 2018 sebagaimana dikutip Detik.com.

Berbagai upaya dihadirkan oleh Pemerintah. Hasil riset pembiayaan ekspor yang dilakukan oleh LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia).  Dengan menggunakan analisis Computing General Equilibrium (CGE) menggunakan data Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia (SNSE) terkini, yaitu tahun 2008 diperoleh kesimpulan bahwa Pembiayaan agregat LPEI berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi dan memiliki dampak sosial, yaitu peningkatan penyerapan tenaga kerja dan menurunkan kemiskinan. ((MTA)