Transisi Energi, Kementerian ESDM Jalin Kerja Sama Wujudkan Energi Bersih dan Berkelanjutan

Transisi Energi, Kementerian ESDM Jalin Kerja Sama Wujudkan Energi Bersih dan Berkelanjutan
Foto/net

MONITORDAY.COM - Dalam rangka mendukung terwujudnya energi yang terjangkau dan bersih Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah meluncurkan sebuah inisiatif kerja sama peningkatan akses energi bersih bagi wilayah pedesaan dan terpencil melalui proyek ACCESS (Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality).

Program tersebut dilakukan bekerjasama dengan Korea International Cooperation Agency (KOICA) Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) di Indonesia dan Timor Leste, serta Ministry of State Administration Republik Timor-Leste.

Dengan pendanaan senilai 18,5 juta dolar AS dari proyek empat tahun KOICA, sekitar 20 ribu orang yang tinggal di daerah terpencil di Indonesia dan Timor-Leste akan memperoleh akses listrik dan air bersih yang berasal dari tenaga surya.

Indonesia sendiri memperoleh dukungan 15,5 juta USD yang dapat melistriki dan memberikan akses air bersih kepada 2.964 Kepala Keluarga yang tinggal di desa terpencil di empat wilayah provinsi (Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Tengah).

ACCESS memberikan dukungan di saat yang tepat, yaitu meningkatkan akses ke sumber air yang aman dan andal dengan menggunakan energi terbarukan, terutama masa pandemi COVID-19, di mana kebersihan dan sanitasi sangat penting. 

"Melalui ACCESS, jumlah desa berlistrik dapat meningkat dan sejalan dengan program pengembangan energi terbarukan menuju target bauran energi nasional 23% di tahun 2025," kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana, di Jakarta, Senin (8/3/2021). 

Country Director KOICA Indonesia Office, Jeong Hoe Jin menyebutkan, KOICA siap bekerja untuk kemitraan ACCESS, berkomitmen untuk memastikan akses ke energi bersih dan mengatasi masalah kesenjangan energi. 

Di bawah kerangka Kerja sama Selatan-Selatan dan Segitiga antara Timor-Leste dan Indonesia, Pemerintah kedua negara, KOICA dan UNDP akan bekerja sama dengan tujuan bersama yang jelas sehingga proyek ACCESS dapat membuat kemajuan yang berarti. 

Sementara itu, Resident Representatif UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura mengatakan bahwa setiap orang di Indonesia harus memiliki akses listrik yang dapat diandalkan. 

Namun, seiring dengan adanya perubahan iklim, harus dilakukan juga upaya menekan laju emisi CO2, dengan melakukan transisi ke sumber energi yang lebih bersih, efisien dan bisa diperbaharui. 

"Kami menghargai kemitraan dengan Kementerian ESDM dan KOICA, untuk menyediakan pasokan listrik bersih yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat terpencil di pulau-pulau kecil di Indonesia, terutama bagi komunitas yang sekarang menggunakan listrik dari tenaga diesel yang tidak berkelanjutan," kata dia. 

Di Indonesia, proyek ACCESS akan dilaksanakan di 23 desa di empat provinsi, yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Tengah. 

Proyek ini akan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) off-grid, lengkap dengan remote monitoring system dengan kapasitas total 1,2 Mega Watt. Juga akan dilaksanakan pelatihan dan sertifikasi untuk para operator PLTS dan akan dibentuk lembaga layanan/pengelola lokal (RESCO/BUMDES). 

Sementara itu, di Timor-Leste, proyek ini akan dilaksanakan di 25 desa di Kota Dili (pulau Atauro), Manatuto dan Bobonaro, dan akan menggunakan sekitar 1.000 lampu tenaga surya yang hemat energi dan 10 pompa air tenaga surya untuk menyediakan akses air bersih.