Sultan Ghozali Sebut Bakal Jual Foto Selfie Sampai Lulus Kuliah di NFT

Sultan Ghozali Sebut Bakal Jual Foto Selfie Sampai Lulus Kuliah di NFT
Gustaf AL Ghozali alias Ghozali Everyday/Net.

MONITORDAY.COM - Sultan Gustaf AL Ghozali alias Ghozali Everyday menyebut bakal terus selfie hingga nanti wisuda di dunia Non Fungible Token (NFT). Sebelumnya, ia telah menjual fotonya di platform marketplace OpenSea dan meraup cuan mencapai Rp1,5 miliar sejauh ini.

Lewat cuwitan di akun Twitter pribadinya, Ghozali mengatakan beberapa rencana ke depan. Di antaranya dia akan selfie hingga lulus kuliah.

"By the way, saya juga akan terus memotret setiap hari sampai saya lulus kuliah, akhir perjalanan foto akan ditutup dengan foto kelulusan kuliah saya," ujar Ghozali lewat akun Twitternya, Senin (7/2) kemarin.

Pernyataan itu diungkapnya usai beberapa orang menanyakan kepadanya, akan memproduksi karya NFT apa lagi setelah swafotonya tenar dan bikin dia tajir melintir.

Lulusan SMK ini mengatakan, dari awal ia tak menyangka NFT selfienya laris manis. Jadi, saat ini ia juga berencana bikin 1000 NFT versi 3 dimensi dari kumpulan foto sebelumnya.

"Jadi saya memutuskan untuk membuat 1000 NFT Versi 3D dari foto sebelumnya, pemegang Ghozali Everday akan mendapatkannya gratis," katanya.

Sebagai informasi, awalnya Ghozali menjual foto selfie sebesar US$3 atau Rp42.600 (kurs Rp14.200 per dolar AS), namun, harga foto selfie Ghozali terus meningkat seiring popularitasnya yang kian menanjak.

Tak tanggung-tanggung, foto selfie milik Ghozali 'laris manis' dari harga 3 ETH atau sekitar Rp14 juta sampai 11 ETH atau Rp47 miliar, dan kini terus merangkak naik.

Selain Ghozali, sederet artis kenamaan hingga politisi juga tak mau ketinggalan mencari peruntungan di aset digital. Syahrini, Luna Maya, hingga Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet juga mencari peruntungan di NFT.

Berbeda dengan Ghozali maupun para artis kenamaan, sejumlah seniman digital yang bernaung dalam Studio MMG memproduksi dan menjual karya NFT dengan karakter nan unik. Lewat akun Monday Inc. di Opensea, mereka memamerkan dan menjual sejumlah karya NFT dengan tema keberagaman (dibersity).

Upaya Studio MMG mengumpulkan sejumlah seniman digital ini awalnya diinisiasi oleh pegiat literasi digital, Muhammad Muchlas Rowi. Menurut pengajar di Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi ini, NFT sejatinya bukan sekadar persoalan cuan semata. Tapi, kata dia, juga transisi menuju budaya digital baru.

"NFT sebetulnya bukan cuma soal bagaimana kita memperoleh pundi-pundi rupiah. Namun soal bagaimana kita menangkap momentum perubahan menuju budaya digital baru. Karena pada akhirnya, hidup ini akan digital pada akhirnya," pungkas Muchlas.