Sosialisasi Kerja Sama antara PSSI dan Polri Resmi Dilakukan

MONITORDAY.COM - Sosialisasi kerja sama PSSI dan Polri yang melibatkan seluruh Polda di Tanah Air dan seluruh Asisten Provinsi (Asprov) telah resmi dilakukan di Pusat Pengendalian Sistem (Pusdalsis) Mabes Polri, pada Rabu, 17 November 2021.
Sosialisasi ini dilakukan terkait Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PSSI dan Polri Nomor 12/PSSI/VII-2021 dan Nomor PKS/27/VII/2021 Tanggal 21 Juli 2021 tentang Penerbitan Rekomendasi dan/atau Pemberian Izin Bantuan Pengamanan, Penegakan Hukum, Kesehatan dam Hubungan Luar Negeri dalam Kegiataan PSSI.
Hadir dalam sosialisasi itu Asisten Kapolri Bidang Operasi (Asops) Irjen Imam Sugianto dan jajarannya. Kemudian dari PSSI hadir Ketua Umum PSSI Komjen Pol (Purn) Mochamad Iriawan, Sekjen PSSI Yunus Nusi, Ketua Komdis Irjen Pol (Purn) Erwin Tobing, dan staf khusus. Sedangkan dari pihak PT LIB hadir Dirut PT LIB Ahmad Hadian Lukita, Direktur Operasional PT LIB Irjen Pol (Purn) Sudjarno dan jajarannya.
Dalam sambutannya Imam berterima kasih kepada PSSI terkait perjanjian kerja sama ini. Kerja sama ini menindaklanjuti kerja sama yang pernah dicetuskan oleh Menpora Zainudin Amali dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
‘’Jadi intinya kerja sama ini, salah satunya mengawal kompetisi Liga 1 dan 2 dari awal hingga akhir. Dan yang paling penting di akhir nanti ada penilaian positif dari publik terkait kompetisi ini,’’ kata Imam.
Imam melanjutkan di masa pendemi covid-19 ini, yang paling penting adalah mengawal terkait protokol kesehatan (prokes). Selain itu Polri juga mengetahui tentang berita pengaturan skor. ’’Isu negatif akan menimbukan kerawanan dan gangguan. Karena pada akhirnya akan menimbulkan keresahan di Kamtibnas. Itu sebabnya harus ada koordinasi antara PSSI, Mabes Polri, dan Polda,’’ imbuh Imam.
Pria kelahiran Malang, 54 tahun lalu itu juga membenarkan bahwa satgas mafia bola itu masih ada. Bahkan satgas itu sering hadir dalam beberapa pertandingan, baik itu di Liga 1 maupun Liga 2.
‘’Tugas satgas anti mafia bola itu adalah pencegahan. Tugasnya ini di kewilayahan. Tolong dipahami betul oleh seluruh Polda di Tanah Air dan SOP nya ditajamkan. Jangan sampai kemudian di wilayah tidak tahu soal satgas anti mafia bola ini,’’ imbuh Imam.
Sementara itu, Ketum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan perjanjian kerja sama ini yang pertama dalam sejarah PSSI. ‘’Ini bukan karena saya mantan polisi. Tetapi, saya ingin mengembalikan sepakbola ke hal-hal yang benar,’’ ujar Iriawan.
Iriawan juga mengatakan saat dipanggil Presiden Jokowi ada tiga arahan yang diberikan kepadanya. Pertama timnas Indonesia harus berprestasi. Harus bisa berbicara. Kedua kompetisi harus menarik dan enak ditonton. Ketiga adalah industri. ‘’Industri ini bisa berjalan jika ada trust (kepercayaan). Lihat saja sekarang banyak klub Liga 2 yang dibeli oleh pesohor. Ini menandakan adanya kepercayaan.’’
Iwan Bule—demikian ia bisa dipanggil—juga melanjutkan sosialisasi ini nanti akan dilanjutkan antara Mabes Polri dan PSSI. Iwan juga menyoroti masih ada penonton di beberapa laga Liga 3. Padahal aturan PSSI selama ini belum mengizinkan adanya penonton. ‘’Itu sebabnya dengan sosialisasi, semua bisa memahami semua aturan yang ada. ‘’
Iriawan juga meminta semua Asprov untuk jemput bola dan jangan menunggu. ‘’Sampaikan jika ada keluhan atau kendala kepada kepolisian setempat. Jadi kemudian jika ada masalah, jangan menyalahkan polisi. Tugas polisi yang utama adalah kamtibmas. Itu sebabnya sekali lagi Asprov harus aktif,’’ imbuh Iriawan.