Santri di Kuningan Sulap Kangkung Jadi Produk Berkelas

MONITORDAY.COM - Apa yang terlintas dalam pemikiran anda ketika mendengar kangkung! Tanaman kangkung sangat dikenal masyarakat Indonesia karena sering dikonsumsi dan termasuk kedalam menu makanan sehari-hari.
Namun tanaman kangkung ini bisa menjadi produk UMKM yang berkelas dan memiliki nilai bisnis yang tinggi. Dari tangan para santri di Pondok Pesantren Pembangunan Yayasan Al-Muawanah dibawah kepemimpinan Dr. KH. Asep Syarifuddin Hidayat, SH. MH, mampu menyulap makanan rakyat itu menjadi makanan cemilan yang gurih dengan nama brandnya Kangkung Crispy BAPER (Bawaannya Laper).
Hal ini disampaikan Vany Septiyanti Putri Atla yang juga santri dan guru Pondok Pesantren Pembangunan Yayasan Al-Muawanah di Diskusi Virtual Koopi Pahit Monday Media Group dengan tajuk" Banga Produk Dalam Negeri: Recover Together, Recover Stronger" Selasa (24/5/2022).
Wanita kelahiran Cirebon, 30 September 2001 ini pun berkisah soal asal muasal produk tersebut.
Alasannya memilih jenis tanaman ini, pertama, kangkung adalah bahan baku yang sangat mudah ditemukan, beda dengan yang lainnya, seperti bayam.
"Kita kalau ke tukang sayur itu lebih banyak dan sering menemukan kangkung daripada bayam, itulah kenapa pilih kangkung karna bahan baku nya mudah di temukan," kata Atla (panggilan akrabnya) yang juga mahasiswa semester 4 Prodi Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Cirebon.
Yang kedua, kangkung ini memiliki sejarah, atau nilai historis.
Yang pertama dulu itu ada salah seorang ustad atau guru yang suka menanam kangkung karena keluarganya di desa Cibingbin Kuningan suka membuat sambal rujak kangkung.
Jadi sang ustad itu menjual rujak kangkung dengan kangkung yang di tanam sendiri bersama para santri. Tukang sayur pun membeli kangkung yang dijual ustad dengan ikatan sampai di dirikannya saung kangkung.
"Nah dari ustad saya ini beliau berinovasi kalau hanya menjual kangkung itu harga jualnya rendah hanya 2000 seikat. Makanya bagaimana menaikan nilai kangkung menjadi tinggi. Maka perlu dijadikan keripik kangkung itu bisa jadi 2 bungkus, sebungkus nya itu harganya 10.000. Jadi satu ikat bisa menjadi 20.000 itulah yang di namakan high value, bagaimana meningkatkan nilai sebuah produk, itulah 2 alasan kenapa memilih kangkung," ungkap Atla.
Atla juga menjelaskan alasan namanya harus BAPER, Baper ini adalah sebuah akromin atau singkatan dari Bawaannya Laper.
Diharapkan orang-orang yang melihat atau membeli produk kangkung Crispy ini akan menjadi lapar, terbawa lapar dan kalau sudah membeli bakal ketagihan dan akan terus membeli.
Jadi Baper itu bukan bawa perasaan tapi bawaannya laper saat orang melihat atau membeli produk ini.
Lebih lanjut, Vany memaparkan bahwa kangkung Crispy ini sudah sejak tahun 2018 sudah dimulai, tapi produk ini mulai terkenal atau berkembang pesat di tahun 2021 karna pesantren mengikuti Kompetisi One Pesantren One Product (OPOP) yang diselenggarakan oleh gubernur Ridwan Kamil.
Program itu, ujar Vany, mempunya tujuan untuk meningkatkan perekonomian pesantren.
"Alhamdulillah setelah mengikuti lomba itu, kangkung Crispy mulai terkenal di wilayah jawa barat, khususnya di Kabupaten Kuningan dan mendapatkan hadiah sebesar Rp. 35 juta sebagai apresiasi dari gubernur kepada Pondok Pesantren Pembangunan," terang Atla.
Kemudian, dana tersebut sudah di belikan perabotan atau kebutuhan SantriPreneur dan juga untuk mendirikan dapur produksi.
Pucuk dicinta ulam pun tibda, mendengar pesantren memiliki produk unggulan, rasa penasaran orang tua santri pun tampak dari banyaknya kunjungan. Sebelumnya, orang tua hanya menjenguk anak. Tapi semuanya berubah, mereka bertanya ke ponpes terkait kangkung baper.
Terlebih inovasi terus dilakukan seperti kemasan dan rasa sehingga volume penjualan meningkat.
"Animo orang tua dengan produk ini luar biasa. Terbukti, awalnya itu orang tua hanya menjenguk anaknya. Waktu itu kami masih memakai kemasan standing pouch yang plastik biasa ditempel stiker itu dengan harga 5000,tapi kerena kami selalu menginovasi rasanya, menjaga agar rasanya terus meningkat sekarang kami sudah memakai kemasan tetap dan bagus," tutur Atla.
Bahkan, ada orang tua yang memutuskan menjadi reseller. Tentu itu adalah sebuah aset untuk dijaga.
"Alhamdulillah produk Kangkung Crispy ini selain melalui orang tua, santri juga mahasiswa banyak yang ikutan jadi reseller. Produk kami juga sudah masuk di e-commerce shopee, Insyaallah jg akan di pasarkan di pusat oleh oleh. Insyaallah juga tahun ini kita akan menjalin kerjasama dengan pesantren Husnul khatimah dan pesantren al-mutazam pesantren ini sudah siap untuk berkonsiyasi produk ini ke pesantren mereka," pungkas Atla.
Dengan adanya produk dan semakin meluasnya informasi soal kangkung baper, membantu banyak petani dan warga yang kehidupan mereka bergantung dengan hasil alam.
Sementara benefit bagi santri sendiri memberikan extra knowledge yang sangat berimbas terhadap masa depan mereka. Artinya, usai mereka lulus nanti, mereka sudah terbiasa dengan berwirausaha dan berdiri di kaki sendiri.
Pesantren tidak melulu soal belajar agama dan pengetahuan lainnya tapi juga pendidikan entrepreneurship yang dtitanamkan sejak dini untuk menjadi pengusaha sukses masa depan.