Sampah Plastik Jadi BBM. Erick Apresiasi Inovasi

Sampah Plastik Jadi BBM. Erick Apresiasi Inovasi
Erick Thohir saat melihat alat yang dibikin Get Plastic untuk mengolah sampah plastik menjadi BBM/ Twitter

MONITORDAY.COM - Inovasi selalu menghadirkan solusi. Mengubah masalah menjadi berkah. Memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan populasinya yang semakin membengkak. Dan memberikan alternatif dalam penyelesaian masalah dengan cara yang baru. Bahan Bakar Minyak (BBM) fosil semakin terbatas jumlahnya. Di sisi lain sampah plastik semakin hari semakin menggunung. 

Melalui akun media sosialnya pada (5/6/2022) Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi capaian inovatif dari komunitas Get Plastic. 

"Keren! Dari Jakarta ke Bali bisa menggunakan BBM yang diolah dari sampah plastik. Inovasi dari @getplastic_id ini, ke depan bisa menjadi solusi dari permasalahan sampah." cuit Erick di laman akun Twitternya. 

Sampah menjadi salah satu masalah tersendiri. Apalagi sampah plastik yang tidak mudah terurai. Butuh puluhan hingga ratusan tahun untuk mengurainya. Kantong plastik baru bisa terurai sekitar 10 hingga 500 tahun. Sedangkan sedotan plastik bisa terurai sekitar 20 tahun. Sementara gelas plastik terurai dalam kurun waktu sekitar 50 tahun. Lalu kemasan sachet membutuhkan sekitar 50 hingga 80 tahun supaya bisa terurai

Secara umum, mekanisme konversi sampah plastik menjadi BBM adalah dengan menggunakan metode pirolisis, yaitu memanaskan plastik pada suhu di atas 400 derajat Celcius tanpa oksigen. Pada suhu tersebut, plastik akan meleleh dan kemudian berubah menjadi gas.

Dikutip dari situs Kehati, Dimas Bagus Wijanarko (43) bersama komunitas Get Plastic adalah sosok dengan pemikiran inovatif. Sampah plastik diubahnya menjadi bahan bakar minyak (BBM). Meski bukan temuan baru namun inovasi yang dilakukan membuktikan bahwa dengan material yang mudah dijumpai dapat diwujudkan piranti yang fungsional. 

Kesulitan di awal dialaminya karena tidak membuahkan hasil. Sekalipun bisa, kualitas minyak tidak begitu baik. Hingga pada uji coba ke tujuh, baru mendapatkan apa yang diharapkan. Butuh tiga hingga empat tahun untuk menyempurnakan alat yang ia namakan GP07. 

GP07 dibuat dari material-material yang mudah dijumpai, seperti pipa paralon dan tabung bekas. Alat ini berdasarkan uji laboratorium, nilai cetane yang terkandung lebih tinggi dari Pertamina Dex.

Alat tersebut melakukan proses pirolisis dengan metode destilasi kering untuk menghasilkan minyak. Pirolisis merupakan proses dekomposisi termokimia sebuah material melalui pemanasan suhu maksimal dengan sedikit atau tanpa oksigen serta pereaksi kimia lainnya. Pirolisis berperan penting pada tahap awal, mengubah material plastik menjadi gas. Proses pemanasan ini dilakukan pada rentang waktu 5 hingga 10 menit.

Minyak yang dihasilkan dari pengolahan GP07 dapat menjadi sumber energi alternatif selain fosil. Satu kilogram sampah plastik, dapat menghasilkan satu liter bahan bakar minyak mentah. Tak tanggung-tanggung, minyak ini memiliki nilai oktan RON 84. Bisa digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor, mesin diesel, dan kompor minyak. Paling bagus untuk mesin diesel. 

Ekspedisi hingga ke Pulau Dewata dengan motor yang diisi minyak olahan GP07. Ekspedisi yang diawali dari Jakarta ke Bali. Perjalanan dari Jakarta ke Jawa Timur misalnya, hanya menghabiskan sekitar 45 liter. Bahkan sampai ke Bali, hanya memerlukan 70 liter.