Rusia Mengaggap Game Pokemon GO “Jahat”
Sejak kemunculannya awal bulan Juli lalu, game augmented reality Pokemon GO menuai banyak pro dan kontra.

LAKEYBANGET.COM - Sejak kemunculannya awal bulan Juli lalu, game augmented reality Pokemon GO menuai banyak pro dan kontra. Bahkan beberapa negara ada yang bersifat skeptis terhadap game besutan Niantic Labs itu, seperti Saudi Arabia yang tidak menganjurkan warganya bermain game tersebut, dan negara seperti China yang mewaspadai game Pokemon GO dalam hal bisa mengungkapkan pangkalan militer rahasia negara.
Seperti yang dilaporkan Ubergizmo, Senin (01/8/2016), bahkan Rusia pun juga meragukan game Pokemon GO. Hal ini diketahui karena ada beberapa laporan dari kantor berita setempat di mana mereka mengutip beberapa pejabat Rusia yang mengklaim bahwa permainan ini “jahat”, dan bahwa hal itu berpotensi dapat digunakan sebagai alat mata-mata untuk mencoba dan mengumpulkan informasi, sejauh ini mereka percaya bahwa aplikasi ini dibuat dengan keterlibatan CIA (Central Intelligence Agency).
Game Pokomen Go (kredit: Nintendo)
Menurut pensiunan Mayor Jenderal dari Dinas Keamanan Federal Aleksander Mikhailov, ia mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti, “Bayangkan bahwa binatang kecil yang bersangkutan tidak muncul di beberapa taman tetapi di lokasi rahasia, di mana para wajib militer atau tentara lainnya mengambil dan memfoto dengan kameranya. Ini perekrutan oleh keinginan pribadi sendiri dan tanpa ada paksaan. Ini adalah cara yang ideal bagi agen rahasia untuk mengumpulkan informasi.
” Selain itu, seorang pejabat keamanan senior Rusia, Franz Klintsevich mengatakan pendapatnya yang dikutip dari kantor berita TASS, “Ada perasaan bahwa kejahatan datang melalui mekanisme ini dan hanya mencoba untuk menghancurkan kita secara rohani dari dalam.” Di sisi lain, dilaporkan jika pemerintah setempat telah membuat antisipasi dari game tersebut, di mana mereka telah membuat game serupa versi mereka sendiri. Dari permainan tersebut, pemain harus mencari dan “menangkap” tokoh-tokoh sejarah dari negara tersebut di sekitar kota Moskow, Rusia.
Sumber: beritateknologi.com