Pilih Cinta atau Konstitusi, Niat Anwar Halalkan Pujaan Hatinya Kini Teruji

Pilih Cinta atau Konstitusi, Niat Anwar Halalkan Pujaan Hatinya Kini Teruji
Ketua MK Anwar Usman saat bersama kekasihnya, Idayati (Dok: Istimewa)

MONITORDAY.COM - Kemurnian cinta yang terpancar dari Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman yang hendak menghalalkan pujaan hatinya, Idayati yang merupakan adik dari Presiden RI Jokowi (Joko Widodo) kini teruji.

Kabar soal Anwar ini datang dari anak Presiden Jokowi sendiri, yakni Gibran Rakabuming yang membenarkan bahwa Anwar sudah melamar Idayati pada Sabtu (12/3/2022) lalu.

Tentunya, koalisi hati Putra Bima dan Putri Solo tuk menemukan cinta hakiki wjar-wajar saja. Namun dibalik itu, ada narasi yang cukup menyita perhatian publik. Bahkan, melebihi hotnya motogp mandalika di kampung halaman Anwar. 

Direktur Pusat Kajian Konstitusi dan Pemerintahan UMY, Dr. King Faisal pun angkat bicara soal ini.

King mengucapkan selamat kepada Anwar sekaligus ada catatan penting karena jika pernikahan dilangsungkan maka momen sakral tersebut dinilai sebagai kisah cinta yang berpotensi inkonstitusional bersyarat.  

Pernikahan ini akan berdampak pada indepedensi lembaga yudikatif, khususnya MK.

Lanjut King, MK akan menghadapi konflik kepentingan.

MK dikhawatirkan akan mendahulukan kepentingan eksekutif dibandingkan untuk menegakkan hukum berdasarkan keadilan. 

"Peluangnya semakin besar mengingat kuatnya kekerabatan kita yang menimbulkan sikap ewuh pakewuh. Kalau ini terjadi, maka MK dalam menangani kasus guggatan terkait eksekutif  akan kehilangan indepedensinya," ucap King kepada monitorday.com, Rabu (23/3/2022).

King menilai, pernikahan Anwar melahirkan efek ketatanegaraan.

Diketahui Anwar Usman selaku Hakim Konstitusi akan menyidangkan perkara-perkara yang berkaitan dengan kepentingan politik Presiden Jokowi.

"Konflik kepentingan akan muncul dalam setiap pengujian UU karena Presiden adalah salah satu pihak," ujar King.

Bila nanti sudah menghalalkan Idayati, King mengimbau agar Anwar Usman memiliki kebijaksanaan untuk mengundurkan diri.  

Bagaimanapun kebaikan MK sebagai garda depan pengawal konstitusi, namun jika Anwar memilih cinta juga jabatan Hakim MK, akan jadi kisah cinta yang berpotensi inkonstitusional bersyarat.  

Akankah kah Anwar mampu melelalui semuanya ataukah memilih pujaan hatinya dan melepaskan jabatannya?.....