Pertemuan Serius Dua Tokoh yang Bersahabat Sekaligus Sering Berseberangan

Perbedaan sikap intelektual antara dua tokoh yang lahir dan dibesarkan dalam Persyarikatan Muhammadiyah bukan hal baru. Termasuk perbedaan pandangan antara Muhammad Amien Rais dan Ahmad Syafii Maarif. Ekspresi intelektual keduanya terkadang dibaca publik sebagai muara dari karakter yang bertolak belakang satu sama lain.

Pertemuan Serius Dua Tokoh yang Bersahabat Sekaligus Sering Berseberangan
Muhammad Amien Rais dan Ahmad Syafii Maarif

MONDAYREVIEW.COM- Perbedaan sikap intelektual antara dua tokoh yang lahir dan dibesarkan dalam Persyarikatan Muhammadiyah bukan hal baru. Termasuk perbedaan pandangan antara Muhammad Amien Rais dan Ahmad Syafii Maarif. Ekspresi intelektual keduanya terkadang dibaca publik sebagai muara dari karakter yang bertolak belakang satu sama lain.

Keduanya selalu kritis terhadap kekuasaan. Namun Amien dinilai lebih dekat dengan penggunaan kekuatan politik dan aksi massa. Sementara Syafii  lebih banyak memperluas basis jejaring dengan kalangan lintas agama dan lintas kepentingan politik. Amien membidani kelahiran Partai Amanat Nasional dan kerap menggalang poros kekuatan politik. Syafii memilih mengambil jarak yang terukur dengan kekuatan politik.

Sikap dan ucapan keduanya tak jarang dipandang kontroversial  hingga menuai banjir dukungan sekaligus hujatan. Amien lebih cenderung mendapat dukungan dari kekuatan Islam Kanan. Sementara Syafii justru menuai banyak kritik bahkan hujatan dari kalangan tersebut. Syafii sering terlihat ‘sendirian’ menghadapi hujatan dan cacian karena sikapnya yang dipandang tidak membela kepentingan kaum muslim. Bahkan bagi banyak orang yang tak mengenalnya timbul kecurigaan bahwa Syafii telah terbeli oleh kekuasaan atau kekuatan di luar Islam.    

“Biarlah terungkap pelan-pelan karena tuntutan waktu dan momentumnya.” Pesan itulah yang diungkapkan Amien Rais dan Ahmad Syafii Maarif usai pertemuan mereka  pada sabtu siang, 17 November 2018 pukul 12.45, di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jl Cik Ditiro No 23 Yogyakarta. Sumber terdekat Amien Rais mengungkapkan hal tersebut melalui pesan singkat di jejaring percakapan daring dengan Mondayreview.com.

"Ini adalah pertemuan pertama saya sama Amien dengan pembicaraan yang serius sejak 2004. Sebelumnya hanya bertemu biasa saja. Suasana kali ini sangat jernih dan bersahabat." ungkap Syafii yang sepuluh tahun lebih tua dibanding sahabat karibnya. Buya, demikian Beliau biasa dipanggil, menggantikan Amien Rais sebagai Ketua PP Muhammadiyah kala koleganya itu menjadi Ketua MPR RI.  

"Saya mengenal Amien Rais dari A sampai Z. Saya lama bersama dia," ungkap Buya. Hubungan keduanya sempat renggang selama belasan tahun. Dinamika politik di Tanah Air mengiringi pasang surut hubungan keduanya. Perbedaan pandangan politik membuat keduanya berjarak dalam komunikasi dan silaturahmi.

Meski beberapa kali sempat bertemu, namun baru kali ini pembicaraan intens dilakukan keduanya. Pertemuan sebelumnya hanya sekilas dalam sebuah acara atau bertemu di bandara dalam sebuah momen insidentil. Pertemuan ini dinilai mencerminkan sikap tulus dan ketokohan keduanya. Blangkon yang dikenakan Amien Rais selama pertemuan tersebut menyiratkan pesan 'kesantunan' dan jauh dari kesan garang yang selama ini acap dilekatkan publik pada sosok ahli Timur Tengah dari UGM ini.