Pemerintah Optimis Menatap Ekonomi 2022

MONITORDAY.COM - Pemerintah menyampaikan optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022, terlebih bila didorong perbaikan pertumbuhan ekonomi di Kuartal IV-2021 ini. Perbaikan akan dapat terwujud jika Indonesia berhasil menangani pandemi Covid-19 dengan semangat gotong royong atau kebersamaan dari segenap elemen masyarakat, Pemerintah, maupun stakeholder lainnya.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan bahwa kunci keberhasilan Indonesia dalam menghadapi Covid-19 adalah kebersamaan semua pihak dalam menangani tugas. Khususnya kerja sama dalam Komite PC-PEN dan Satgas Covid-19 seluruh Indonesia, sehingga mampu menurunkan kasus aktif yang sudah mencapai puncaknya pada Juli dan Agustus lalu.
Dari sisi ekonomi, lanjut Sesmenko, kebersamaan itu yang utamanya untuk mencapai keberhasilan dalam pengendalian Covid-19, berdampak sangat luar biasa dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya, dengan berhasil mengendalikan kasus Covid-19, maka akan mendorong kepercayaan diri masyarakat untuk memulai aktivitas dan melakukan mobilitas kembali.
Hal tersebut pastinya mendorong konsumsi masyarakat juga, di mana hampir 60% dari keseluruhan komponen pertumbuhan pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah tangga. “Pada Kuartal III-2021 kemarin mobilitas masyarakat turun jauh, tapi perekonomian kita masih sanggup tumbuh positif,” ujar Sesmenko dalam acara Indonesia Town Hall Metro TV bertema “Sambatan Melawan Pandemi”, Senin (29/11).
Pemerintah tetap menjaga fleksibilitas APBN dan melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pemerintah juga memberikan dukungan kepada dunia usaha untuk menjaga proses keberlangsungan usaha selama masa pemulihan.
Khusus untuk UMKM, berbagai program telah diberikan antara lain Subsidi Bunga, Penempatan Dana Pemerintah pada Bank Umum Mitra untuk mendukung perluasan kredit modal kerja dan restrukturisasi kredit UMKM, Penjaminan Kredit Modal Kerja UMKM, Banpres Produktif Usaha Mikro, Bantuan Tunai untuk PKL dan Warung, dan insentif PPh Final UMKM Ditanggung Pemerintah (DTP).
Pemerintah menggelontorkan anggaran sebesar Rp744,77 triliun untuk Program PEN. Per 26 November 2021, total realisasi program PEN telah mencapai Rp501,97 triliun atau 67,4% dari pagu tersebut. “Dari anggaran PEN, klaster terbesar adalah bagaimana memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat,” imbuh Sesmenko.
“Pemerintah lindungi masyarakat, mendorong daya belinya, dan pada akhirnya hal itu akan berkontribusi sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi kita. Gotong royong itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi kita yang diharapkan tahun depan akan lebih baik lagi,” tambahnya.
Salah satu hikmah positif dari pandemi, kata Sesmenko, yakni dengan terjadinya percepatan dalam penggunaan teknologi digital dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Mulai dari penggunaan teknologi virtual untuk acara rapat dan pertemuan, pembelajaran jarak jauh, sampai telemedicine.
Saat ini, Indonesia memiliki 2.306 start-up, serta mempunyai 1 Decacorn yaitu GoTo (nilai valuasi lebih dari US$10 miliar) dan 10 Unicorn (nilai valuasi lebih dari US$ 1 miliar). Menjamurnya start-up tersebut berhasil menempatkan Indonesia dalam urutan ke-5 negara dengan jumlah start-up terbanyak di dunia.
“Teknologi informasi komunikasi memang adalah salah satu sektor lapangan usaha PDB Indonesia yang selalu tumbuh positif atau tidak pernah mengalami kontraksi dari awal pandemi sampai sekarang. Ditambah kondisi pandemi mengubah cara hidup masyarakat kita, di mana mereka sangat bergantung kepada keberadaan teknologi digital, jadi potensinya akan luar biasa ke depannya. Bahkan Indonesia akan bisa menjadi negara yang sangat diperhitungkan dalam bidang ekonomi digital di masa depan,” jelas Susiwijono.
Tahun 2022 merupakan golden moment untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat ini Indonesia tengah berada pada masa momentum positif karena pandemi Covid-19 sudah mulai terkendali, dan berbagai indikator ekonomi mengalami perbaikan signifikan.
Jumlah kredit mulai mengalami peningkatan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada di level 113,4 di Oktober 2021, Indeks PMI Manufaktur yang mencapai 57,2 di Oktober 2021, dan dunia usaha yang mulai melakukan perekrutan kembali karyawannya yang tercermin dari turunnya tingkat pengangguran.
“Harapan kita semua bahwa momentum yang sangat baik ini akan benar-benar mampu mendorong percepatan pemulihan ekonomi Indonesia yang akan dimulai di tahun depan. Walaupun masih ada potensi risiko dan ancaman timbulnya varian-varian baru, kita tetap optimis bahwa perekonomian 2022 akan jauh lebih baik. Prinsipnya untuk kondisi ekonomi di 2022 yaitu optimis, namun tetap waspada,” tutup Sesmenko.