Motivasi Itu Dari Luar Atau Dari Dalam Diri? Ini Jawabannya!

Kita perlu dorongan untuk berbuat sesuatu. Untuk mencari ilmu, mencari peluang usaha, dan berbagai hal baik lainnya bisa kita lakukan. Tentu ada peluang ada hambatan. Ada kekuatan ada kelemahan. Sehingga semua hal yang kita angankan tak semudah membalik telapak tangan. Maka kita perlu menggali dan mengelola motivasi untuk maju.

Motivasi Itu Dari Luar Atau Dari Dalam Diri? Ini Jawabannya!

LAKBAN – Hidup kok gini-gini aja ya Gus, eh Guys? Lihat tetangga kiri-kanan bisa pamer prestasi dan unjuk kebolehan tentu membuat kita ingin beranjak dari lamunan. Berbuat sesuatu. Mendapatkan sesuatu yang bermakna. Bahkan memberi kepada orang banyak.

Kita perlu dorongan untuk berbuat sesuatu. Untuk mencari ilmu, mencari peluang usaha, dan berbagai hal baik lainnya bisa kita lakukan. Tentu ada peluang ada hambatan. Ada kekuatan ada kelemahan. Sehingga semua hal yang kita angankan tak semudah membalik telapak tangan. Maka kita perlu menggali dan mengelola motivasi untuk maju.

Terkadang kita belum sepenuhnya memahami pengertian motivasi. Jangan-jangan selama ini kita salah memaknainya. Nah, gini Guys. Motivasi adalah keinginan untuk bertindak dalam menggapai tujuan. Si motivasi ini menjadi elemen penting dalam menetapkan dan mencapai tujuan seseorang.

Penelitian menunjukkan bahwa orang dapat memengaruhi tingkat motivasi dan pengendalian diri mereka sendiri. Jadi ada ilmunya dan ada caranya agar motivasi dapat dikelola dengan baik. Tidak datang dan pergi. Membuat kita gigih memperjuangkan sesuatu sampai berhasil. Mendorong kita menuntaskan pekerjaan dan tugas yang menjadi tanggungjawab kita.

Motivasi dapat memiliki banyak sumber, dan seringkali orang memiliki banyak motif untuk terlibat dalam satu perilaku. Misalkan untuk ikut dalam pendirian koperasi orang memiliki motif ekonomi sekaligus sosial. Ingin memenuhi kebutuhan pribadinya sekaligus berbagi dengan orang lain.

Banyak peristiwa yang membangkitkan manusia. Motivasi mungkin ekstrinsik, di mana seseorang terinspirasi oleh kekuatan luar — orang lain atau peristiwa yang terjadi. Ketika melihat peluang orang tergerak. Pun ketika melihat bencana orang termotivasi untuk membantu. Di zaman digital ini peristiwa terkabarkan secara luas.

Apa yang terjadi di belahan dunia sana memotivasi kita di sini. Demikian pula sebaliknya.  Semacam reaksi yang muncul melihat sesuatu yang terjadi dan menggugah kesadaran kita.

Dorongan juga bisa muncul dari dalam diri kita. Motivasi jenis ini bersifat intrinsik, di mana inspirasi datang dari dalam diri seseorang. Berupa keinginan untuk meningkat pada aktivitas tertentu. Motivasi intrinsik cenderung mendorong orang lebih kuat, dan pencapaiannya lebih memuaskan.

Salah satu kerangka kerja yang digunakan untuk memahami motivasi adalah hierarki kebutuhan yang diajukan oleh psikolog Amerika Abraham Maslow pada tahun 1943.

Kata Pak Maslow, manusia secara inheren termotivasi untuk memperbaiki diri mereka sendiri dan bergerak ke arah mengekspresikan potensi penuh mereka.

Manusia cenderung akan mengaktualisasikan diri dengan secara progresif berusaha menemukan dan memuaskan beberapa level kebutuhan. Dari yang paling mendasar, seperti untuk makanan dan keamanan, hingga kebutuhan tingkat tinggi untuk cinta, milik, dan harga diri.

Maslow memperluas teorinya dengan memasukkan kebutuhan akan transendensi-diri dimana orang-orang mencapai puncak pertumbuhan dan menemukan makna tertinggi dalam hidup dengan memperhatikan hal-hal di luar dirinya. Meskipun universalitas teori Maslow telah dibantah oleh banyak peneliti dan pemikir, banyak pula yang percaya teori itu menangkap kebenaran mendasar tentang motivasi manusia.