Kelas Yang Oke, Guru Yang Hebat bagi Milenial (1)

Siswa atau mahasiswa sekarang punya banyak sumber dan kemudahan untuk belajar. Namun kelas yang memberi kesempatan untuk ‘berlari cepat’ tetap diperlukan. Pembelajaran bagian penting dalam pendidikan. Dan kelas menjadi bagian utama pembelajaran. Walaupun ‘kelas lapangan’ mulai mengambil alih kelas konvensional.

Kelas Yang Oke, Guru Yang Hebat bagi Milenial (1)

Peringatan hari guru baru saja berlalu. Saatnya bagi kita merenungkan kembali nasib dan perjalanan dunia pendidikan kita. Banyak tantangan banyak pula hambatan yang masih belum mampu kita lampuai. Perjuangan di bidang pendidikan semakin berat. Di situlah kita punya kesempatan untuk ikut berjuang.

Siswa atau mahasiswa sekarang punya banyak sumber dan kemudahan untuk belajar. Namun kelas yang memberi kesempatan untuk ‘berlari cepat’ tetap diperlukan. Pembelajaran bagian penting dalam pendidikan. Dan kelas menjadi bagian utama pembelajaran. Walaupun ‘kelas lapangan’ mulai mengambil alih kelas konvensional.

Kelas yang difahami sebagai wahana interaksi guru dan pembelajar seharusnya mampu mendukung proses pembelajaran berlangsung optimal. Satu sama lain dapat memerankan dirinya dengan baik. Tujuan pembelajaran pun dapat tercapai. Pada gilirannya tujuan pendidikan tergapai.

Berikut Lakban rumuskan beberapa butir gagasan tentang kelas yang diharapkan. Kelas yang nyaman.  Guru yang punya perspektif luas. Dan pembelajar yang berkesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang unggul. Simak ya!

#1. Fokus pada pembelajar. Proses yang berlangsung bukan untuk menfasilitasi kemajuan siswa.  Guru Sebagai Pemandu saja. Tentu tidak dilarang guru berusaha menjadi pemenang lomba guru teladan. Tetapi yang paling penting adalah mendorong siswanya menjadi siswa yang unggul, jujur, dan berprestasi.  

#2. Sampai dimana? Memulai start belajar tidak sama. Ada yang sudah kuat basis pemahamannya hasil dari pendidikan sebelumnya. Ada pula yang masih harus mengejar. Ada yang harus matrikulasi ada yang sudah melampaui langkah teman sekelasnya.

#3. Pembelajar harus jujur akan ketidaktahuannya. Guru sebaiknya menciptakan suasana yang memberi kesempatan kepada pembelajar untuk menyadari bahwa ia perlu belajar. Perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.  

#4. Guru yang berhasrat pada ilmu akan menjadi guru yang asyik. Kalau gurunya hanya sekedar mengajar karena kewajiban dan imbalan cenderung akan membuat kelas membosankan. Interaksi tidak berlangsung baik. Suasana kelas akan menjadi kolaboratif. Murid dan guru sama-sama kecanduan oleh rasa ingin tahu. Kelas pun menjadi bergairah.

#5. Saat pembelajar siap, guru muncul. Pembelajar yang menyadari bahwa ada tantangan berat di luar sana akan memiliki motivasi belajar. Pembelajar akan berusaha keras untuk mencapai suatu titik. Mengalahkan kompetitornya di luar sana. Kesadara itu yang akan membuatnya siap menerima pelajaran. Mengharap guru memandunya untuk memahami pelajaran dan menguasai keterampilan yang dibutuhkannya. Saat itu pembelajar ‘merindukan’ gurunya.