Kebijakan Jokowi Setop Ekspor Minyak Sawit, Harga Ayam Goreng di Korsel Meroket
Bintang Timur
MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo mengambil langkah tegas dengan melarangan ekspor minyak kelapa sawit untuk menekan harga dalam negeri, dan terbukti itu berhasil. Kendati demikian ada yang kebakaran jenggot.
Betapa tidak, kebijakan Jokowi memicu kenaikan harga pangan di berbagai negara, termasuk ayam goreng di Korea Selatan.
Dilansir dari Reuters, Ahad (1/5/2022) salah satu waralaba ayam goreng khas Korea Selatan Genesis BBQ akan menaikkan harga produk mereka 10 persen. Langkah itu akan diambil usai pesaing mereka Kyochon F&B melakukan hal serupa.
Reuters menyebut kemungkinan akan ada kenaikan harga ayam goreng di semua restoran di Korea Selatan usai langkah Genesis BBQ.
Mereka memprediksi pedagang kecil akan menjual ayam goreng 8.000 won Korea Selatan atau sekitar Rp92.000 per ekor. Restoran besar diprediksi menjual ayam goreng hingga 20.000 won Korea Selatan atau sekitar Rp230.000 per ekor.
"Kami belum menaikkan harga, tetapi sekarang sangat sulit dan kami perlu menaikkan harga sedikit," kata Lee dilansir Reuters, Sabtu (30/4/2022).
Kebijakan Jokowi tersebut diprediksi tak hanya akan melambungkan harga ayam goreng, tetapi kosmetik. Pasalnya, Korea Selatan bergantung kepada minyak sawit impor Indonesia.
Pada 2021, Korea Selatan mengimpor lemak dan minyak hewani serta nabati senilai US$2,2 miliar atau sekitar Rp31 triliun. Sebanyak 30 persen di antaranya berupa minyak sawit. Sekitar 56 persen minyak sawit impor di Korea Selatan berasal dari Indonesia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menetapkan larangan ekspor minyak kelapa sawit. Kebijakan itu menyusul kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng di dalam negeri.
"Dalam rapat saya putuskan melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng mulai Kamis, 28 april 2022 sampai batas waktu yang ditentukan," ucap Jokowi pada Jumat (22/4/2022).
