Kamu Nggak Takut Sama Obesitas? Yuk Sadar Diri Sejak Dini!
Obesitas bermakna kelebihan berat badan yang jauh melebihi berat yang diinginkan.

LAKEYBANGET.COM – Tahukah kamu apa itu obesitas sobat LAKBAN? Terutama kamu masbro! Obesitas bermakna kelebihan berat badan yang jauh melebihi berat yang diinginkan. Tidak jarang loh kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan kelebihan berat badan, padahal kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda satu sama lain.
Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara kelebihan berat badan (overweight) adalah keadaan dimana berat badan seseorang melebihi berat badan normal. Ayo kamu yang mana? Bercermin deh sana!
Kamu harus tau donk penyebab obesitas! Obesitas dapat terjadi disebabkan karena antara lain terjadinya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar, tuh catet! Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) telah diakui sebagai cara yang paling praktis dalam menentukan tingkat kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa di bawah umur 70 tahun.
Indeks massa tubuh adalah perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui apakah Anda termasuk dalam berat badan normal, kurang, atau berlebih (obesitas).
Rumus Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh dapat kita hitung sendiri dengan rumusan:
Namun keterbatasan IMT adalah tidak dapat digunakan bagi anak-anak yang dalam masa pertumbuhan, wanita hamil, serta orang yang memiliki volume otot banyak, contohnya atlet.
Tubuh Subur Belum Berarti Sehat
Stigma publik pada figur bentuk tubuh manusia kurus selalu dikonotasikan representatif personal yang selalu dalam kondisi tertekan atau stress. Belum tentu. Justru stress atau depresi adalah pemicu obesitas dan kelebihan berat badan.
Dr. Paresh Dandona dari Kaleida Health di Buffalo, New York, menemukan bahwa orang yang mengalami obesitas cenderung memiliki kadar stress lebih besar dibandingkan orang yang memiliki berat badan dalam kategori normal. Paresh juga menunjukkan bahwa makanan berlemak ternyata meningkatkan stress dan lebih cepat berpengaruh kepada orang yang bertubuh gemuk.
Pada penemuannya tersebut dr. Paresh menguji coba kepada sepuluh orang yang memiliki berat badan berkategori normal serta delapan orang yang memiliki berat badan kategori obesitas. Percobaan dilakukan dengan cara memberikan asupan gizi 1800 kalori yang terdiri dari hamburger, kentang goreng, minuman ringan bersoda, dan beberapa iris buah apel kepada seluruh partisipan uji coba. Kemudian proses uji coba dilanjutkan dengan memberikan soal tes pertanyaan kepada keseluruh 18 partisipan.
Hasilnya, dalam tempo kurun waktu dua jam seluruh partisipan mengalami peningkatan stress dalam menyelesaikan soal tes pertanyaan yang diberikan. Kemudian berselang satu jam kemudian, para sepuluh partisipan uji coba yang memiliki berat badan kategori normal sudah terlepas dari kondisi stress alias normal. Namun kedelapan partisipan uji coba lainnya yang memiliki berat badan kategori obesitas, kondisi depresi stress masih berlangsung bahkan kian meningkat.
Obesitas & Komplikasinya
Seperti yang kita ketahui, kondisi stress yang menahun dengan frekuensi interval tinggi sangat bisa memicu beberapa penyakit mematikan seperti antara lain kanker dan penyakit jantung serta bahkan stroke. Dimana dalam kasus ini secara khusus memiliki korelasi langsung dengan gejala hipertensi.
Penjelasan mekanisme hal tersebut dikarenakan obesitas merupakan suatu faktor utama yang bersifat fleksibel. Dimana aspek fleksibilitas tersebut sedikit banyak mempengaruhi tekanan darah dan juga perkembangan hipertensi. Kurang lebih 46% pasien dengan nilai Indeks Massa Tubuh mencapai 27 adalah penderita hipertensi.
Framingham Studi telah menemukan bahwa peningkatan 15% berat badan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 18%. Dibandingkan dengan mereka yang mempunyai berat badan yang normal, orang yang memiliki kelebihan berat badan sebesar 20% mempunyai resiko delapan kali lipat lebih besar terhadap hipertensi.