Kala Anak SBY & Anak Jokowi Bertemu
Bukan tidak mungkin beberapa tahun mendatang pertemuan antara AHY dan Gibran merupakan pertemuan yang berdimensi politik, siapa tahu?

MONDAYREVIEW.COM – Anak Sulung dari Presiden RI ke-6 bertemu dengan anak sulung dari Presiden RI ke-7 di Istana Negara. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) datang ke Istana Negara untuk menemui Presiden Jokowi, Kamis (10/8). Kedatangan mantan calon gubernur DKI Jakarta ini untuk meminta restu peresmian ‘The Yudhoyono Institute’ pada malam ini.
Kedatangan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming menurutnya berlangsung spontan.
“Tadi spontan saja ada tamu spesial Mas Agus, kan dari dulu saya kepengen ketemu. Saya izin bapak 'Pak, boleh gabung ga?' 'Boleh'. Saya langsung lari ke istana,” kata Gibran yang didampingi AHY di Presidential Lounge Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/8) seperti dilansir Republika.
Peresmian The Yudhoyono Institute akan dilakukan malam ini di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta. AHY menjabat sebagai direktur eksekutif the Yudhoyono Institute. The Yudhoyono Institute merupakan lembaga independen yang fokus menggali isu-isu strategis regional, nasional, hingga isu global.
AHY sendiri menurut sejumlah analisa politik diungkap akan menjadi sosok yang dimajukan SBY dan Partai Demokrat. AHY telah memilih mundur dari militer dan mencoba berkarya di jalur politik ketika ikut dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta. Pertemuan antara SBY dengan Prabowo di Cikeas pada Kamis 27 Juli 2017 diantaranya menyeruakkan isu akan diusungnya pasangan Prabowo Subianto-Agus Harimurti Yudhoyono sebagai kandidat di Pilpres 2019.
Posisi AHY sebagai direktur eksekutif the Yudhoyono Institute juga nantinya memungkinkan dirinya untuk berada dalam orbit pemberitaan dan menjaga elektabilitasnya untuk dikenal masyarakat. Sedangkan Gibran Rakabuming dikenal sebagai sosok yang berkecimpung di dunia kuliner dengan membuka dua usaha yakni Chilli Pari dan Markobar. Meski begitu bukan tidak mungkin di masa mendatang, putra sulung dari Jokowi ini akan berkecimpung di ranah politik. Seperti diketahui tradisi dinasti politik merupakan fakta empirik dari praktik politik di negeri ini. Jadi bukan tidak mungkin beberapa tahun mendatang pertemuan antara AHY dan Gibran merupakan pertemuan yang berdimensi politik, siapa tahu?