Jangan Takut Berusaha, Yang Penting Kelola Risikonya!
Hidup penuh risiko. Jangan hidup kalau takut ambil risiko. Tak harus berarti nekat, justru kita harus mampu mengelola risiko. Risiko kok dikelola? Ya, ternyata sejak zaman Hamurabi manajemen risiko sudah dikenal mat manusia. Terutama dalam perdagangan antar negri. Melintasi samudera luas. Menantang ombak dan badai.

LAKBAN - Hidup penuh risiko. Jangan hidup kalau takut ambil risiko. Tak harus berarti nekat, justru kita harus mampu mengelola risiko. Risiko kok dikelola? Ya, ternyata sejak zaman Hamurabi manajemen risiko sudah dikenal ummat manusia. Terutama dalam perdagangan antar negri. Melintasi samudera luas. Menantang ombak dan badai.
Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Berbeda dengan manajemen risiko keuangan yang terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Dari perbedaan itulah muncul perusahaan asuransi dan perusahaan penjaminan. Masing-masing menawarkan pengelolaan risiko. Baik risiko individu seperti kematian, sakit, dan sejenisnya. Pun menyangkut risiko korporasi. Mengambil alih sebagian risiko yang ditanggung oleh pihak-pihak yang terikat pada suatu transaksi atau hubungan bisnis.
Pendek kata manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur secara metodologis dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman terhadap serangkaian aktivitas manusia. Termasuk di dalamnya adalah dalam aktivitas bisnis. Sehingga beban bila terjadi suatu kerugian tidak menggoyahkan kestabilan finansial perusahaan.
Aspek-aspek dalam pengelolaan risiko meliputi : penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Biasanya perusahaan melibatkan pihak asuransi dan lembaga penjamin untuk mengelola risiko.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain (transfer risk), menghindari risiko (avoid risk), mengurangi efek negatif risiko (mitigate risk), dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu (accept risk).
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Untuk itu lembaga pengelola risiko berupaya melakukan diversifikasi produk penjaminan sesuai dengan kebutuhan dan risiko yang dihadapi klien atau customer.
Berbagai jenis ancaman disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Data dan pengalaman menjadi acuan dari lembaga pengelola risiko untuk mengelola risiko. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dan dihitung.
Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi). Artikel ini bermaksud memberi gambaran bagi pembaca yang ingin memulai usaha. Penjaminan kredit menjadi salah satu aspek yang harus difahami para pemula dalam bisnis. Juga bagi yang tertarik untuk terjun menjadi ahli dalam manajemen risiko.