Jangan Gagal Pahami Digital
Kita layak berterimakasih pada G.W. Leibniz.

LAKBAN- Banyak orang sudah menikmati teknologi digital dalam kesehariannya. Tak terkecuali kamu. Namun tak jarang orang, terutama konsumen atau pengguna, tak memahami prinsip dasar teknologi digital. Jam digital, musik digital, video digital, dan Ebook adalah beberapa di antara produk digital yang sudah kita akrabi. Juga berbagai macam layanan online termasuk yang didukung dengan ketersediaan aplikasi.
Ternyata semua kemudahan itu berawal dari jejak pemikiran yang sangat panjang. Kita layak berterimakasih pada G.W. Leibniz. Seorang matematikawan yang hidup di abad ke 17. Dialah yang memperkenalkan sistem bilangan biner. Sistem ini menggunakan dua simbol yakni 0 dan 1. Inilah yang menjadi dasar semua sistem bilangan berbasis digital.
Bagaimana sih memahami prinsip dasar teknologi digital ini? Kalau di Pramuka kamu mungkin sudah mengenal Kode Morse, maka kamu bisa membayangkannya semacam itu. Transmisi sinyal diwakili oleh kode-kode yang merupakan kombinasi dari angka 0 dan 1. Dalam dunia pengkodean dikenal istilah Byte yang terdiri dari 8 bit. Atau 8 kombinasi angka 0 dan 1.
Sistem inilah yang membuat teknologi analog tergeser. Perbedaan prinsipnya ada pada penyimpanan dan penyebaran data. Dalam sistem analog, data ditransmisikan dalam bentuk gelombang elektromagnetik secara terus-menerus. Kata kunci dalam teknologi analaog adalah osilasi.
Sementara teknologi digital menyimpan dan menyebarkan data dalam bentuk data-data biner dengan jeda. Contohnya : 0000 0001. Data analog dapat dikonversikan menjadi data digital. Proses ini disebut encoding. Dan proses sebaliknya untuk menguraikan data digital tersebut disebut decoding.
Oke deh, masih agak rumit ya? Gak papa yang penting kita sudah mulai punya gambaran tentang dasar teknologi digital. Sederhananya kita bandingkan saja antara kaset dan CD audio. Pada era 1970 hingga 1980, orang banyak menikmati musik dari kaset. Seperti pendahulunya yakni piringan hitam, kaset menggunakan teknologi analog. Jumlah lagu yang disimpan dalam kaset biasanya 12 lagu dalam satu album.
Ketika CD audio yang berbasis teknologi digital mulai digunakan maka dalam sekeping cakram padat itu bisa disimpan lebih banyak lagu dibandingkan dengan kaset. Kualitasnya pun tak kalah. Bahkan semakin hari semakin meningkat. Hingga akhirnya kita masuk dalam era yang memungkinkan lagu disimpan di harddisk atau flashdisk. Diunggah dan diunduh filenya dari dan ke server-server yang terserak di mana-mana.
Yang jelas teknologi digital telah menawarkan berbagai keunggulan yakni : relatif murah, kualitas komunikasi yang meningkat, lebih toleran terhadap noise, memungkinkan layanan-layanan baru, transmisi yang lebih besar, dan berbagai hal lainnya.