Ingin Jadi Insiyur atau Saintis?

Beda tapi berhubungan dekat

Ingin Jadi Insiyur atau Saintis?
(c)imgrum

LAKBAN- Banyak profesi yang bisa menjadi pilihan kamu. Menjadi insiyur adalah salah satu cita-cita yang mewah pada masa lalu. Jadi ingat sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang sebentar lagi akan difilmkan. Terkadang agak rancu dengan pilihan untuk menjadi saintis. Insinyur sering dipadankan dengan ahli rekayasa. Sementara saintis dekat dengan pengertian ilmuwan.

Bedanya dimana? Yang paling mendasar adalah motivasi nya. Para ilmuwan mencari bagaimana hal-hal bekerja di alam dan para insinyur mencoba memecahkan masalah praktis. Mereka bahu-membahu. Sehingga di dunia sains juga ada sains murni dan sains terapan. Yang terakhir itulah yang menjembatani kerja keduanya. Saintis murni banyak menghasilkan publikasi penelitian. Saintis terapan akan menghasilkan publikasi dan paten.

Para ilmuwan menemukan ide dengan meniru alam dan insinyur dengan semua keahliannya mencoba memodelkan ide itu menjadi kenyataan.  Uraian ini diungkap oleh Gaurav Baluni seorang  Computer Science Engineer dalam situs Quora.com.

Einstein pernah berkata "Para ilmuwan menyelidiki apa yang sudah ada, Insinyur menciptakan apa yang belum pernah ada". Kutipan itu sederhana namun dapat menjelaskan dengan baik perbedaan ‘dorongan’ yang mendasari kerja kedua bidang profesi tersebut.  

Itu tidak berarti bahwa seorang insinyur tidak bisa menjadi ilmuwan atau sebaliknya. Itu tergantung pada perspektif bagaimana kita berurusan dengan beberapa jenis masalah. Di dunia profesi banyak posisi ahli rekayasa yang dipegang oleh mereka yang basis pendidikannya ilmu murni alias sains. Ada juga sarjana teknik yang mendalami ilmu murni dalam pendidikan lanjutnya.

Para ilmuwan melakukan riset dan insinyur untuk menerapkannya. Tetapi ketika seorang insinyur membutuhkan bahan yang lebih baik, maka dia akan pergi ke laboratorium dan melakukan eksperimen (atau kita dapat mengatakan penelitian).

Ketika seorang ilmuwan ingin melakukan pengujian jenis baru, dia akan merekayasa sistem baru untuk melakukannya. Jadi kita bisa menilai seseorang sebagai ilmuwan atau insinyur oleh apa yang dia lakukan sebagian besar waktunya daripada melihat pada apa profesi dia.

Itu juga mendefinisikan penelitian. Penelitian tidak memerlukan kata "R" untuk dikaitkan dengan departemen apa pun. Jika kamu melihat masalah apa pun dalam cara yang berbeda yang mungkin layak di bawah hukum alam maka itu adalah penelitian (apa yang dilakukan oleh seorang ilmuwan) dan secara praktis membuatnya merasa kamu  harus menyelesaikan beberapa persamaan dan muncul dengan cara yang layak untuk mencapainya (Itulah yang dilakukan oleh seorang insinyur).

<div style="position:relative;height:0;padding-bottom:56.25%"><iframe src="https://www.youtube.com/embed/cnawAtyjaEo?ecver=2" style="position:absolute;width:100%;height:100%;left:0" width="640" height="360" frameborder="0" allow="autoplay; encrypted-media" allowfullscreen></iframe></div>