Indonesia Dipercaya Dunia Jadi Presidensi G20, 70,3 Persen Publik Puas dengan Kinerja Jokowi

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sering kali diremehkan oleh sejumlah pihak saat tampil di forum internasional. Selain itu, Presiden Jokowi seringkali absen dan hanya diwakili oleh pejabat tinggi lainnya. Terlebih, Indonesia adalah negara yang cukup diperhitungkan oleh dunia.
Adapun negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia ini juga menjadi anggota G20 yang menentukan percaturan dunia.
Jokowi turut hadir dalam KTT G20 di Roma, Italia, dalam rangkaian lawatan ke konferensi perubahan iklim (COP26) di Glasgow, Inggris.
Kala itu, Jokowi menerima serah terima Presidensi G20 yang akan dijabat oleh Indonesia hingga setahun ke depan.
Jabatan yang prestisius tersebut memberikan pengaruh penting bagi Indonesia secara internasional. Begitu juga dengan isu perubahan iklim, di mana saat ini Indonesia memiliki hutan tropis terbesar, serta berbagai isu menyangkut deforestasi, minyak sawit, hingga nikel dan batubara.
Demikian dengan kepercayaan dunia terhadap Indonesia, temuan survei Y-Publica menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi bertengger di kisaran 70 persen. Dalam survei ini menunjukkan bahwa hasil dari survei ini turun dari riset sebelumnya pada Maret 2021 yang mencapai di atas 80 persen.
Namun, saat situasi pasca-gelombang kedua pandemi Covid-19 yang menghantam berbagai sektor perekonomian, tingginya kepuasan tersebut menunjukkan kepercayaan terhadap Jokowi tak hanya datang dari dunia, tetapi juga dari dalam negeri.
"Dipercayai oleh dunia sebagai Presidensi G20 dan isu perubahan iklim, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi mencapai 70,3 persen,” ujar Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Minggu (14/11/2021).
Sedangkan tingkat ketidakpuasan sebesar 24,6 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 5,1 persen. Hasil dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih dirasakan oleh masyarakat, hal ini terlihat dari rendahnya pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021 yang hanya sebesar 3,51 persen (yoy).
Oleh karena itu, Rudi menilai pemerintah harus bisa memanfaatkan momentum kepercayaan dunia kepada Indonesia, terutama untuk mengakselerasi perekonomian pasca-pandemi. Apalagi ancaman gelombang ketiga masih menghantui, perkiraan akan datang menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
"Selama ini terbukti Jokowi berhasil menyeimbangkan antara masalah kesehatan dengan perekonomian, di mana Indonesia mengalami pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara tetangga," pungkasnya.
Sekedar informasi, Y-Publica melakukan survei pada 1-7 November 2021 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Lalu, data diambil melalui wawancara tatap muka terhadap responden yang dipilih secara multistage random sampling. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.