Frasa Agama Hilang dari PJPN 2020-2035? Tiang NKRI Itu Agama, Kok Ditiadakan

MONITORDAY.COM - Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia (ADPISI) memandang perlunya mengkaji ulang Peta Jalan Pendidikan,
Hal ini terkait dengan Draft Peta Jalan Pendidikan (PJPN) 2020-2035 yang diterbikan oleh Kemendikbud, di mana frasa agama "hilang", dalam roadmap tersebut.
Ketua Umum ADPISI, Aam Abdussalam mengingatkan bahwa Indonesia bukan negara sekuler tapi juga bukan negara agama.
Namun, falsafah negara yang termaktub dalam pancasila di sila pertama bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya tiang dari negara ini adalah agama, jika dihilangkan, bisa dibayangkan, seperti apa jadinya negara ini.
"Semangat memerdekakan diri dari penjajah pun basisnya agama. Lantas kenapa harus phobia dengan agama. Apa yang terlontar dari Bung Tomo saat membakar semangat arek-arek suroboyo, takbir dan pesan-pesan ilahi yang menghentakkan seluruh warga yang tumpah ruah, merelakan diri mereka menjadi martir untuk bangsa dan negara ini," ucap Aam
Aam mempertanyakan maksud dari penghilangan tersebut, siapa mereka? darimana landasan filosifis mereka membuat demikian? Belajar sejarah darimana para pengusung itu? Dimana mereka dibesarkan?
"Jangan lupakan jas merah, itulah kata Presiden Soekarno. Miris sekali jika ada orang yang lupa sejarah, seolah negeri ini asalnya dari luar," ungkap Aam.
"Agama segala-galanya, agama inilah yang menjamin kita bisa lebih baik dan baik dalam arti sini bukan berarti baik sepihak. Agama itu hadir sebagai rahmatan lil alamin, agama itu berpikir secara komprehensif multidimensi kehidupan," tutur Aam kembali di diskusi terbatas bersama tim redaksi Monday Media Group, Selasa (9/3/2021).
Sekali lagi, Aam menyerukan bahwa agama harus menjadi salah satu pijakan atau landasan dalam menata kembali arah pendidikan ke depan.
Nilai-nilai agama perlu ditafsirkan kedalam penanaman budi pekerti, akhlak mulia, manusia yang mencerahkan dan memecahkan problem masyarakat.
Ini penting, agar agama tidak dimaknai secara sempit yang justru membuat sekat antar pemeluk agama yang berbeda di Indonesia.
" Roadmap pendidikan harus jelas arahnya, jangan sampai melahirkan kebijakan yang hedonistik, sekularistik dan ikut-ikutan memisahkan agama dan negara," tegas Aam.