Fasilitasi ‘Coworking Space’, Kemenperin Tingkatkan Daya Saing di Era Industri 4.0

Kementerian Perindustrian terus memfasilitasi Coworking Space untuk para pelaku usaha dalam rangka meningkatkan daya saing sektor manufaktur nasional di tengah era industri 4.0 saat ini.

Fasilitasi ‘Coworking Space’, Kemenperin Tingkatkan Daya Saing di Era Industri 4.0
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto/Net

MONITORDAY.COM - Kementerian Perindustrian terus memfasilitasi Coworking Space untuk para pelaku usaha dalam rangka meningkatkan daya saing sektor manufaktur nasional di tengah era industri 4.0 saat ini.

“Untuk pengembangan human capital, Kemenperin memfasilitasi berbagai coworking space, seperti di Bandung yang bekerja sama dengan Telkom, kemudian juga ada di Bali, Makassar, dan Batam,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran persnya, Rabu (19/6).

Bahkan, Kemenperin mendorong perusahaan global untuk berinvestasi membuka inkubasi bisnis dalam upaya menelurkan startup di Indonesia. Investor asing ini juga diharapkan bisa menggandeng pelaku usaha lokal.

“Contohnya, di Singapura ada Block71, mereka sudah buka di Jakarta. Kemudian, operator-operator telekomunikasi mulai membuat coworking space,” ungkapnya.

Menperin menilai, keberadaan coworking space tersebut, bakal mendorong pengoptimalan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) karena terciptanya produk buatan anak bangsa. Salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan komponen smartphone, sehingga dapat menekan impor bahan baku bagi industri elektronika di Tanah Air.

Airlangga mengungkapkan, potensi ekonomi digital akan meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar 150 miliar dollar AS pada tahun 2025.

“Ini akan menjadi peluang bagi 17 juta tenaga kerja yang tidak buta terhadap teknologi digital. Dan, inilah yang kami dorong agar ekonomi digital terus berkembang, sehingga bisa ditangkap oleh pelaku industri kecil dan menengah (IKM) kita,” ujarnya.

Apalagi, pemerintah menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada tahun 2020, dengan valuasi bisnis mencapai 100 miliar dollar AS dan total nilai e-commerce sebesar 130 miliar dollar AS.

“Saat ini, Indonesia sudah punya empat unicorn, dan mereka semuanya tumbuh bukan bagian dari ‘konglomerasi’ sehingga membentuk wirausaha baru yang kuat,” pungkasnya.