E-Waste jadi Robot
Inilah kisah dari Togo, sebuah negeri kecil di Afrika Barat. Salah satu pemasukan negeri ini didapat dari impor limbah elektronik alias e-waste. Tentu saja dampak kesehatan bagi manusia cukup tinggi. Ssampah elektronik relatif sulit di daur-ulang dan tidak mudah terurai secara alami. Tak kurang dari 500.000 ton sampah elektronik diimpor Togo khususnya dari negara-negara Eropa.
LAKEYBANGET.COM - Inovasi bisa datang dari negeri yang kecil dan kurang diperhitungkan. Sains dan teknologi semakin menyebar dan memberi lebioh banyak kesempatan bagi seluruh penghuni bumi untuk mengembangakan kreatifitasnya. Inovasi bisa menyelesaikan problem lingkungan, ekonomi, dan sosial. Dari kegelisahan dan keprihatinan lahirlah inovasi teknologi sebagai anak kandungnya.
Inilah kisah dari Togo, sebuah negeri kecil di Afrika Barat. Salah satu pemasukan negeri ini didapat dari impor limbah elektronik alias e-waste. Tentu saja dampak kesehatan bagi manusia cukup tinggi. Ssampah elektronik relatif sulit di daur-ulang dan tidak mudah terurai secara alami. Tak kurang dari 500.000 ton sampah elektronik diimpor Togo khususnya dari negara-negara Eropa.
Nah dari sanalah kisah ini bermula, Seorang inovator di Togo telah mengubah e-waste atau sampah elektronik menjadi robot. Namanya Ousia Foli-Bebe. Printer 3D bekas dibongkarnya dirangkai ulang, tentu dengan tambahan komponen lain. Jadilah robot arachnid alias laba-laba yang unik.
Bahan plastik dari printer itu menjadi lengan dan kaki robot. Ia ingin menggugah para murid di sekolah untuk menggeluti sains dan daur-ulang. Dengan peluang ini, maslaah sampah elektronik akan dapat diatasi. Senafas dengan itu, sampah elektronik bisa menjadi sumber rejeki. Layaknya tambang emas bagi mereka yang inovatif.
Bahaya atas kandungan limbah elektronik tak dapat dianggap sepele. Kandungan cadmium, lead, dan beryllium pada televisi bekas misalnya, sangat membahayakan. Ikan di laut tercemar oleh merkuri dan akhirnya kita mengkonsumsi ikan-ikan tersebut.
Seementara itu, untuk mengekspor kembali limbah elektronik tersebut ke Eropa sangat sulit. Padahal negara-negara miskin itu tidak mampu mengolah limbah elektronik dengan cara yang aman. Sementara negara-negara kaya dan maju memiliki teknologi dan fasilitas untuk itu.
Dengan inovasi yang dilakukan pada pengolahan limbah menjadi robot, terbuka kemungkinan untuk mengekspor bekas limbah yang sudah menjadi barang mahal itu kembali ke negera asalnya. Itulah manfaat inovasi yang mampu memberikan solusi bagi maslaah lingkungan maupun ekonomi.
Dampak yang ditimbulkan oleh limbah elektronik sedemikian besar. Dan masa depan bumi adalah tanggung jawab kita semua. Para penghuninya. Di belahan bumi manapun. Baik yang kaya maupun yang miskin. Yang masih tertinggal apalagi bagi negara yang sudah maju.